Pertanianku — Pinus merkusi merupakan jenis pinus asli Indonesia. Pinus dapat tumbuh pada ketinggian 400—1.00 0 mdpl dengan curah hujan minimal 2.000 mm/tahun. Pohon pinus sendiri memiliki nilai ekonomi pada bagian kayu dan getahnya. Selain bernilai ekonomi, pinus baik digunakan untuk merehabilitasi lahan kritis, seperti lahan kebakaran dan tanah yang tidak subur.

Getah pohon pinus memiliki nilai ekonomi dan gondorukem yang tidak dimiliki oleh jenis tanaman lainnya. Getah ini nantinya akan sangat berguna dalam dunia industri. Sementara, untuk kayunya dapat digunakan sebagai konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api, dan sumpit.
Jika dilihat dari fisik, pohon pinus termasuk pohon besar yang memiliki batang lurus dan silindris. Tinggi pohon yang sudah dewasa dapat mencapai 30 m dengan diameter 60—80 cm, sedangkan untuk pohon yang sudah tua dapat mencapai 45 m dengan diameter 140 cm.
Tajuk pohon yang masih muda akan berbentuk piramid, sedangkan untuk pohon yang sudah tua akan cenderung rata dan tersebar. Kulit pohon yang masih muda berwarna abu-abu, sedangkan yang sudah tua berwarna gelap.
Pohon pinus dapat berbunga dan menghasilkan buah sepanjang tahun. Pohon akan menghasilkan benih pada umur 10—15 tahun. Bibit pohon pinus berasal dari biji tua dari buah pinus. Bibit yang akan digunakan dapat disortir terlebih dahulu dengan merendamnya ke dalam air. Bibit yang tenggelam adalah bibit bagus dan dapat ditanam kembali.
Sebelum melakukan budidaya, lahan harus dibersihkan dari gulma. Pohon pinus sangat sensitif dengan genangan air. Oleh karena itu, penataan lahan budidaya harus tepat, termasuk dalam penataan drainase. Pola penanaman yang digunakan dapat berupa monokultur maupun tumpang sari. Jika menggunakan pola tumpang sari, pilihlah jenis tanaman sela yang sesuai.
Pemeliharaan dalam budidaya pohon pinus adalah penyulaman, penyiangan dan pendangiran, penjarangan, dan pengendalian terhadap hama dan penyakit.
Getah pinus dapat diambil saat pohon sudah berumur 10 tahun. Getah yang dihasilkan akan sebanyak 30—60 kg. Sementara, kayu pinus dapat dipanen saat berumur 30 tahun. Jika ingin mendapatkan kayu puls, panen dapat dilakukan pada saat memasuki usia 10—15 tahun.
Gondorukem yang dihasilkan dari pinus merkusi memiliki karakteristik berbeda dengan gondorukem yang dihasilkan oleh pohon pinus lainnya. Gondorukem yang dihasilkan pinus merkusi mengandung alpha pinenen yang cukup tinggi sekitar 80 persen sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan industri aromatika dan desinfektan.