Pertanianku — Benarkah kangkung dianggap berbahaya di Amerika Serikat (AS)? Bahkan, keberadaannya dilarang. Kabar tersebut akhir-akhir ini ramai jadi perbincangan warganet di media sosial. Sejatinya, kangkung merupakan salah satu sayuran favorit yang digemari banyak orang karena rasa yang enak dan harganya yang murah.
Dilansir dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam AS (USDA), Kamis (18/1/2018), kangkung yang memiliki nama ilmiah Ipomoea aquatica, memang dicap sebagai tanaman berbahaya di AS.
Di Amerika sendiri kangkung dikenal dengan nama Chinese waterspinach, waterspinach, atau swamp morningglory. Menurut Federal Noxious Weed List USDA, kangkung dikelompokkan sebagai daftar sayuran beracun sejak Desember 2010 silam.
Nah, sebenarnya apa yang menyebabkan kangkung dianggap sebagai sayuran yang berbahaya?
Selain alasan kesehatan, media Amerika Serikat, Houston Press menulis, kangkung pada 1990-an hampir menutup saluran air di Everglades, Florida. Sehingga aliran air tersendat dan membuat masalah. Hal tersebut kemudian membuat para pegiat lingkungan mempunyai cukup alasan untuk membasmi kangkung.
Sejak saat itu, Kementerian Pertanian Amerika Serikat menambahkan kangkung sebagai gulma berbahaya.
Berdasarkan hasil sebuah penelitian yang pernah dilakukan pun secara mengejutkan membuktikan bahwa kangkung memiliki kandungan yang secara karakter mirip LSD (lysergic acid diethylamide). LSD sendiri di banyak negara, termasuk Indonesia, dikategorikan sebagai zat psikotropika dan dilarang peredarannya.
Pada 2007, pemerintah daerah Texas sempat mengizinkan budidaya kangkung sebelum kemudian melarangnya juga. Meski begitu, restoran-restoran di Amerika masih tetap menggunakan kangkung sebagai bagian dari tumisan yang mereka sajikan sebagai menu.
Sumber lainnya menyatakan, kangkung juga dapat mengandung cacing yang menyebabkan gangguan pencernaan. Pemakannya bisa saja terkena fasciolopsiasis atau penyakit cacingan yang disebabkan oleh Fasciolopsiasis buski.
