Pertanianku – Kontes kicauan burung di berbagai kota besar dan daerah setingkat kabupaten, khususnya di Pulau Jawa, kini semakin marak. Kegiatan yang digalang oleh Persatuan Burung Berkicau Indonesia (PPBBI) ini juga telah merambah ke beberapa kota lain misalnya di Bali dan Sumatera. Penyelenggarannya yang terjadwal rapi secara kontinu telah merangsang munculnya penggemar-penggemar (hobiis) baru.
Kontes kicauan burung di tanah air telah berjalan puluhan tahun. Dengan adanya kegiatan kontes ini, harga burungburung unggulan yang kualitas suaranya baik dan memiliki mental juara menjadi terdongkrak. Bagi seorang hobiis, harga tinggi tidak menjadi masalah kalau nantinya burung tersebut bisa memberikan kebanggaan pada dirinya dengan menyandang juara di salah satu kontes. Prestise itulah yang sering dipertaruhkan para hobiis burung saat mereka mengonteskan burungnya. Selama ini, hampir sebagian besar burung (burung berkicau unggulan jenis impor, apalagi burung unggulari lokal) yangdikonteskan merupakan hasil tangkapan dari alam bebas. Salah satu burung hasil budi daya unggulan yang sering dikonteskanadalah kenari. Burung ini juga merupakan burung jenis impor.
Walaupun keberadaan kenari sudah cukup lama di pasaran, tetapi penggemarnya masih terbatas. Para hobiis burung yang umumnya golongan menengah ke bawah selalu beranggapan bahwa merawat kenari itu sulit dan terlalu banyak aturan yang harus dipatuhi. Di samping itu, ada sebagian hobiis berpikirbahwa untuk mendapatkan keuntungan dari memelihara kenari cukup sulit karena harga jualnya jarang melonjak dibandingkandengan harga murai batu, cucakrawa, dan burung impor seperti hwa mei atau pailing.
Para pedagang juga merasakan bahwa segmen pasar kenari kurang baik. Namun, jika melihat perkembangan pasar saat ini, pangsa pasar kenari cukup memberi harapan pada masa datang. Sepertinya penangkaran kenari perlu dikembangkan tidak hanya sebagai penambah koleksi, tetapi lebih diarahkan untuk mengantisipasi kekosongan burung-burung unggulan yang sudah semakin sulit didapat di pasaran.
Sumber: Kenari