Kendala Budidaya Hidroponik yang Sering Dialami

Pertanianku — Tidak ada proses yang bisa berjalan dengan sempurna, pun dengan kegiatan budidaya hidroponik yang sejatinya tidak memanfaatkan tanah sebagai media tanamnya. Kegagalan acap kali menimpa ketika pemahaman masih kurang, mulai dari kesalahan manajemen pemeliharaan hingga kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Berikut ini beberapa kegagalan yang kerap dialami oleh pekebun saat membudidayakan hidroponik.

budidaya hidroponik
Foto: pixabay

Penyemaian benih

Terkadang, pekebun lupa sehingga telat memindahkan bibit ke tempat yang terkena sinar matahari. Akibatnya, bibit mengalami etiolasi, yakni kurus, tinggi, langsing, dan batang tidak kokoh. Bibit yang telah mengalami etiolasi tidak ideal untuk dibesarkan.

Pertumbuhan tanaman tidak ideal

Kasus lain yang kerap ditemui adalah pertumbuhan tanaman yang tidak ideal, seperti ukuran daun kecil, tumbuhan kerdil, dan lain-lain. Kondisi ini sering terjadi pada pemula yang baru saja belajar budidaya tanaman. Pertumbuhan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh kadar nutrisi yang diberikan tidak sesuai. Hal ini dikarenakan pembudidaya belum mengetahui kisaran kadar nutrisi ideal untuk tiap jenis dan tahap pertumbuhan tanaman.

Selain itu, pembudidaya tidak memiliki alat ukur berupa TDS/EC meter sehingga sering salah dalam memperkirakan kadar nutrisi pada instalasi.

Kadar pH tidak sesuai

Kadar pH yang tidak sesuai, seperti terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu meskipun kadar nutrisi yang Anda berikan sudah sesuai. Oleh karena itu, pengukuran pH air di dalam instalasi hidroponik harus dilakukan secara berkala dan rutin. Apabila kadar pH tidak sesuai, segera berikan produk pH up atau pH down untuk menyesuaikan kadar pH.

Serangan hama

Tanaman sayuran yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik juga tidak luput dari incaran hama. Pencegahan dan penanganan terbaik saat tanaman untuk permasalahan serangan hama adalah menjaga agar tanaman tidak terlalu rapat, tidak terlalu rimbun, lingkungan tidak lembap, tidak ada genangan air, dan tidak ada tanaman liar.

Serangan hama juga perlu dikendalikan dengan pengecekan secara rutin untuk memantau kerusakan yang disebabkan oleh hama.