Pertanianku — Sistem tanam jajar legowo merupakan pola tanam yang dilakukan dengan dua baris atau lebih digunakan unuk menanam dan satu baris dibiarkan kosong begitu saja. Baris yang kosong bisa digunakan sebagai parit kecil. Pada mulanya, sistem ini digunakan pada daerah yang rawan diserang oleh hama dan penyakit serta kontaminasi besi. Namun, sekarang sistem ini sudah berkembang dan digunakan oleh petani-petani di Indonesia.
Sistem tanam jajar legowo memang dapat menaikkan hasil panen petani karena tanaman bisa tumbuh dengan optimal. Risiko terserang hama atau kontaminasi besi menjadi lebih kecil dan bisa menjadi peluang usaha baru dengan menerapkan sistem mina padi (tanam padi dan ikan) atau parlebek (padi, ikan, dan bebek).
Namun, penerapan sistem tanam jajar legowo bukan berarti tanpa kendala. Ada beberapa kendala yang kerap dialami oleh petani, mulai dari sistem tanam yang susah hingga biaya tanam yang dibutuhkan lebih mahal daripada sistem tegel.
Sistem tanam jajar legowo memang lebih sulit dibandingkan sistem tanam tegel. Hal tersebut karena jarak tanam antarbaris yang tidak sama sehingga petani harus melakukannya secara hati-hati.
Menanam dengan sistem jajar legowo membutuhkan waktu yang lebih lama karena jarak tanam yang tidak simetris dan ada barisan yang harus dikosongkan. Petani harus lebih berkonsentrasi ketika melakukan penanaman agar tidak salah menentukan baris.
Karena waktu yang dibutuhkan lebih lama, upah tenaga kerja untuk menanam dengan sistem ini juga menjadi lebih besar daripada sistem tanam tegel. Besar kecilnya biaya tenaga kerja ditentukan oleh tipe legowo yang diterapkan.
Kendala-kendala tersebut sering terjadi pada petani yang baru saja mulai menggunakan sistem tanam jajar legowo. Untuk mengatasi kendala tersebut, petani bisa menggunakan alat tanam yang bernama atabela.
Atabela sedikit berbeda dengan penanaman bibit dengan transplanter. Penanaman dengan alat ini bisa dilakukan hanya dengan memasukkan benih ke drum seeder atau seeder baytani. Atabela bisa memasukkan benih ke lubang alur yang sesuai dengan tarikan. Penanaman dengan cara ini dapat meminimalisir banyaknya benih yang tercecer akibat hujan atau serangga. Bagian seeder bisa diatur mengikuti pola baris legowo yang diinginkan.