Keprok Madu, Si Manis Lokal Kalimantan

PertaniankuJeruk keprok terigas dikenal juga sebagai jeruk keprok madu. Buah varietas ini berasal dari daerah dataran rendah di wilayah Sambas, Kalimantan Barat. Tanaman jeruk yang satu ini merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia.

Jeruk keprok terigas
Foto: instagram pupuk_organik_buah

Seperti namanya, jeruk keprok madu memiliki rasa manis yang lebih tinggi ketimbang buah jeruk pada umumnya. Rasa manis ini dibuktikan dengan tingkat kemanisan yang cukup tinggi. Kadar gula jeruk keprok madu bisa mencapai 11 derajat brix. Tak hanya rasa, aroma yang dihasilkan pun cukup kuat dan khas.

Keprok madu alias keprok terigas ini secara visual hampir mirip dengan jeruk siam. Warna kulitnya hijau kekuningan. Saat dibuka, akan tampak daging buah berwarna kuning kemerahan. Daging ini memiliki tekstur buah yang halus. Ukuran buah yang satu ini berkisar 80—300 gram tiap buahnya.

Varietas jeruk keprok terigas sudah terdaftar sebagai salah satu varietas jeruk di Indonesia pada 2009. Pengesahan tersebut bersamaan dengan dikeluarkannya SK Menteri Pertanian No. 2095/Kpts/SR.120/5/2009.

Walaupun berhabitat asli di dataran rendah, jeruk keprok madu bisa juga ditanam di dataran tinggi. Dalam satu tahun, pohon keprok madu ini bisa menghasilkan 25—30 kilogram per pohon. Pohon jeruk ini pun mencapai umur produksinya pada usia 4—5 tahun setelah penanaman. Namun, umur produksi tersebut bisa tidak sama karena tergantung pola budidaya yang digunakan.

Permasalahan budidaya jeruk keprok terigas adalah mendekati masa panen. Di daerah yang mengalami pasang surut, buah bisa mengalami pecah buah. Jumlah pecah buah ini cukup besar, yakni mencapai 40—50 persen dari keseluruhan buah yang hendak dipanen. Penyebab dari pecah buah adalah turunnya hujan saat musim kemarau.

Fluktuasi yang ekstrem dari kadar air, suhu, dan kelembapan menjadikan buah rawan mengalami pecah buah. Hal ini didukung tanah yang miskin hara, terutama kalsium dan boron yang menjadi unsur penting bagi tanaman jeruk.

Kekurangan kalsium cukup fatal bagi tanaman ini. Kalsium dibutuhkan untuk permeabilitas sel sehingga kurangnya kalsium akan melemahkan permeabilitas sel. Saat terjadi penyerapan air dan hara yang begitu besar ketika hujan, kulit buah tidak mampu mengembang dengan maksimal sehingga buah mengalami pecah buah.

Terjadinya pecah buah ini bisa diatasi dengan pemberian pupuk, baik organik maupun anorganik. Selain itu, bisa dengan pembuatan parit kebun di sekeliling kebun. Pemasangan mulsa juga bisa dilakukan. Jangan lupa menambah unsur hara berupa kalsium dan boron.