Pertanianku — Kunjungan Konsorsium Jepang Taizo Yamamoto dan Sekio Shiraishi dari Eco Support Co. Ltd merupakan langkah strategis meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan bahan bakar gas, cair, dan padat berbahan biomassa kelapa sawit di Indonesia. Hal ini menandai kerja sama Indonesia dan Jepang dalam mengembangkan industri sawit yang aman dan ramah lingkungan.
Dalam kesempatan itu konsorsium Jepang menyampaikan laporan penelitian sekaligus seminar dengan tema “Solution against Global Warming: Cooperation Plan between Japan and Indonesia on Palm Farms Resources” di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PTPN II dan PPKS Medan.
Acara ini dihadiri 80 orang yang terdiri atas kalangan akademisi, peneliti, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan dan Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementan.
Sri Nuryanti, Atase Pertanian Indonesia, menyebutkan teknologi yang ditawarkan Eco Support sangat menarik dan berpeluang untuk diterapkan di Indonesia.
“Nah, yang menjadi daya tarik Eco Support adalah soal teknologi Sustainable Gas Turbine Combined Cycle (S-GTCC) yang telah dipatenkan dan juga digunakan di Universal Studio Osaka, Jepang,” tutur Nuryanti seperti dikutip dari laman Kementan, Jumat (22/2).
Nuryanti menyebutkan tindak lanjut dari seminar dan laporan penelitian konsorsium Jepang adalah penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara BPPT dan pihak Eco Support. Hal ini merupakan bentuk kesepahaman yang menjadi landasan kerja sama penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan dalam industri sawit.
“Jadi, ke depan BPPT akan bertindak sebagai supervisor untuk kerja sama dari ketiga pihak tersebut. Rencananya LoI ini akan ditandatangani pada akhir bulan Februari. Selanjutnya, Eco Support akan menyelenggarakan simposium dengan tema kelapa sawit di Osaka pada minggu kedua bulan Maret,” jelasnya.
Selain itu, Focus Group Discussion (FGD) antara kedua belah pihak akan diselenggarakan pada April mendatang. Penyelenggaraan ini bertujuan sebagai penajaman pemahaman para pemerhati energi di Jepang melalui seminar di Osaka dan di KBRI Tokyo.
“Eco Support dan Japan Engineering Federation akan melakukan review hasil FGD dan serangkaian seminar yang diselenggarakan, lalu bertandang ke Indonesia untuk melakukan aksi nyata memberi dukungan pada kerja sama dengan PTPN II dan PPKS,” katanya.
Nuryanti mengatakan, teknologi pembangkit energi bebas limbah dan berbahan baku sawit ini rencananya akan dipresentasikan tim konsorsium Jepang dalam G20 Summit Conference di Osaka pada 28 hingga 29 Juni 2019.
“G20 Summit Conference ini akan mengusung tema Appeal Chance for S-GTCC: Design to the Future Society where Life Sparkles,” katanya.