Pertanianku – Kerugian eksternal tidak hanya menimpa peternakan Anda, tetapi dapat pula menimpa peternakan lain karena penyebab kerugian berasal dari luar peternakan. Inilah salah satu ciri khas kerugian eksternal. Contoh keadaan di luar peternakan seperti kondisi moneter yang buruk, situasi politik yang tidak stabil, dan peraturan yang tidak mendukung. Kerugian tiap peternakan dapat berbeda, tergantung dari daya tahan peternakan tersebut.
Kerugian eksternal ada dua penyebab, yaitu karena sistemnya dan atau karena atribut fisiknya. Sistem yang dimaksud di sini adalah cara atau penataan yang selama ini ada, misalnya kondisi pemasaran ayam kampung yang buruk akibat jalur tata niaga yang terlalu panjang dan peraturan pendaftaran peternakan yang terlalu birokratis. Akibat kerugian sistem ini dapat fatal sekali karena usaha peternakan mau tidak mau harusmelibatkan pihak luar. Bila keadaan di luar itu tidak mendukung maka kerugian sudah dapat terbayangkan.
Kerugian eksternal karena atribut fisik seperti sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Contoh jelasnya yaitu fasilitas transportasi yang tidak mendukung sehingga harga bahan baku menjadi mahal di wilayah tersebut. Kerugian eksternal ini akibat segala sesuatu yang berasal dari luar peternakan. Segala barang dan kebutuhan (makanan, bibit, material kesehatan, alat-alat peternakan, dan tenaga kerja) juga hasil peternakan (telur dan ayamnya) sangat tergantung pada keadaan luar. Beberapa macam kondisi yang mempengaruhi kerugian eksternal diuraikan sebagai berikut.
- Pemerintah yang sedang berkuasa berpengaruh terhadap iklim usaha peternakan dan investasinya. Iklim usaha yang terkait dalam hal ini yaitu prasarana, sarana (transportasi dan komunikasi), sistem pasar, perbankan, kemudahan perizinan, industri pendukung (makanan ternak, peralatan, dan obat-obatan). Bila pemerintah (penguasa), baik pusat dan daerah, mendukung akan memberikan iklim usaha yang baik. Kebalikannya, bila tidak ada dukungan maka kerugian eksternal jelas ada. Anda bisa merasakan bila beternak ayam kampung di Jawa dengan di luar Jawa, apalagi di Indonesia Timur.
- Dukungan pernerintah (penguasa) yang berbeda untuk kemajuan peternakan di tiap daerah menyebabkan harga di tiap daerah berbeda. Dalam hal ini yang dimaksud adalah situasi dan kondisi konsumen di tiap wilayah pemasaran tersebut. Potensi konsumen di Jawa dengan di luar Jawa tentu berbeda. Selain itu, juga ada faktor lain misalnya sikap konsumen dalam mengambil keputusannya (memilih ayam kampung atau ayam ras), rantai tata niaga yang terjadi, efisiensi pasar, sistem pemasaran yang digunakan, dan potensipeternakan ayam kampung di wilayah tersebut. Justru butir kedua inilah yang menentukan kerugian atau keuntungan eksternal.
- Kegemaran konsumen makan daging ayam kampung juga sangat mempengaruhi faktor eksternal. Konsumen tidak dapat dipaksa dalam memilih selera. Selera generasi ke generasi akan berubah sesuai perubahan pendidikan dan kondisi yang dialaminya, misalnya generasi sekarang ini lebih menyukai fried chiken yang bahannya dari ayam ras. Untung saja berbagai masakan tradisional (misalnya rendang ayam, gudeg, dan lain-lain) hingga kini masih mendukung produk-produk ayam kampung. Di sinilah letak kunci rahasia untung atau ruginya beternak ayam kampung, yaitu sejauh mana pembeli atau penggemar makanan tradisional dapat dipertahankan. Bahkan, bila mungkin sampai generasi berikutnya.
Itulah tiga faktor terpenting yang menyebabkan kerugian eksternal, dua faktor yang terakhir terlihat bertumpu pada sudut pemasaran. Faktor pertama hingga kini sudah cukup baik karena komitmen pemerintah untuk tetap pada pembangunan ekonomi yang mantap. Dengan demikian, faktor pertama jelas mendukung dan tidak perlu diragukan lagi.
Faktor kedua merupakan yang kerap “timbul-tenggelam” sehingga bisa mempengaruhi kesuksesan dalam beternak. Perlu diwaspadai pula adalah faktor ketiga, terutama untuk generasi mendatang.
Sumber: Buku Enam Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung