Pertanianku — Perkebunan teh seluas 7 hektare milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN VIII) disulap menjadi rest area. Hal itu dilakukan untuk mengakomodasi ribuan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalur Puncak yang tergusur akibat pelebaran jalan.
Seiring dengan dimulainya pelebaran jalan, perkebunan teh yang bakal jadi tempat relokasi PKL itu juga segera dibangun Pemkab Bogor bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Tempat relokasi PKL yang letaknya tak jauh dari area pendaratan venue olahraga paralayang sudah diratakan menggunakan alat berat.
“Luas 7 hektare ini berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak terkait. Semula 5,6 hektare disepakati ada perluasan, menjadi 7 hektare. Tapi, saat ini sedang dalam proses dan sambil berjalan sehingga kita akan secepatnya selesaikan,” ujar Bupati Bogor, Nurhayanti.
Ia mengatakan, sejumlah pihak yang menyepakati luasan perkebunan teh untuk relokasi ini, yakni Pemkab Bogor, PTPN VIII, dan Kementerian PUPR. Berdasarkan hasil pendataan untuk tahap awal, pihaknya akan membangun sekitar 500 kios.
“Jumlah 500 kios tersebut, saya kira cukup untuk menampung semua PKL yang tergusur akibat pelebaran jalur Puncak ini,” ungkapnya.
Namun demikian, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor Dace Supriadi malah mengaku pesimistis pembangunan tempat relokasi PKL bisa dimulai tahun ini atau secepatnya lantaran adanya Asian Games 2018.
“Tak hanya itu, kita juga belum sempat menerima detail engineering design (DED) proyek tersebut sehingga belum bisa lelang untuk pembangunan kiosnya,” kata Dace.
Menurutnya, Pemkab Bogor hanya berwenang membangun kios dalam proyek tersebut setelah pemerintah pusat terlibat dalam pembebasan lahan seluas 7 hektare itu.
“Rencananya 500 unit kios itu menggunakan APBD senilai Rp10 miliar yang dianggarkan tahun ini. Tapi, DED-nya belum selesai. Intinya, nanti kios itu diperuntukkan bagi PKL yang sudah terdata sejak awal,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Manajemen Aset PTPN VIII Gunara menilai proyek relokasi kedua ini sudah didesain cukup baik. “Saya sudah desainnya cukup layak, ada kekhasan budaya, saya lihat bagus. Mungkin nanti menjadi salah satu destinasi wisata juga,” ungkapnya.
Namun, dalam pembangunannya nanti, ia meminta agar rest area tetap memerhatikan nuansa hijau dan tertata rapi sehingga pihak PUPR serta Pemkab Bogor bisa betul-betul memiliki rest area yang lebih baik.
“Tapi, tetap minta hijau ya, jangan sampai seperti yang sebelum-sebelumnya kurang bagus. Insya Allah mudah-mudahan bagus. Di depan tampak tetap hijau, baru di dalam ada tematik-lah,” katanya.
Pihaknya pun berharap dengan agenda bersama ini, PKL di kawasan Puncak secara keseluruhan bisa tertata lebih baik lagi.