Pertanianku — Salah satu kegagalan pohon memproduksi buah adalah serangan dari hama dan penyakit. Begitupun pada pohon jeruk, hama dan penyakit pohon jeruk dapat menghambat pohon untuk berkembang jika dibiarkan begitu saja tanpa diberantas dan dicegah. Ada beberapa jenis hama dan penyakit pohon jeruk yang harus segera Anda antisipasi.
Serangan hama ulat penggerek daun
Serangan ini disebabkan oleh ulat Phyllocnistis citrella Staint. Ulat tersebut akan menyerang daun yang masih muda sehingga menyebabkan pohon kesulitan berfotosintesis. Mulanya, pada daun yang masih muda akan tampak garis putih yang berkelok-kelok. Lalu, daun muda akan mengeriting dan berubah warna menjadi pucat.
Hama ini harus dikendalikan secepat mungkin dengan cara menyemprotkan insektisida Thiodan 35 EC dengan konsentrasi 2 cc/liter air pada permukaan bawah daun.
Serangan hama kutu putih
Serangan hama kutu putih disebabkan oleh kutu putih Pseudococcus citri Risso. Gejala yang disebabkan oleh serangan hama ini adalah daun, ranting, dan tangkai buah menjadi terlihat menguning bahkan hingga kering, buah jeruk menjadi rontok, dan terdapat cairan manis berupa embun madu yang dihasilkan oleh kutu putih menjadi media tumbuh cendawan jelaga.
Pengendalian hama ini dilakukan dengan penyemprotan Azodrin 60 WSC dan Sevin 85 S dengan dosis sesui anjuran yang biasanya tertera pada label kemasan.
Serangan penyakit busuk getah diplodia
Serangan penyakit pohon jeruk ini disebabkan oleh cendawan Diplodia natalensis. Gejala yang ditimbulkan dari serangan cendawan ini adalah cabang jeruk yang terserang mengeluarkan blendok (gom) berwarna emas dan daun menjadi berwarna kuning dan berukuran kecil.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang blendok dengan ujung mata pisau, lalu olesi dengan fungisida Dithane M 45 yang dicampur sedikit air dan perekat Agristik atau Rhastik dengan mengggunakan kuas pada bagian tanaman yang mengeluarkan blendok.
Serangan penyakit CVPD
Penyebab penyakit pohon jeruk ini adalah bakteri BLO (Bacterial Like Organism). Gejala yang ditimbulkan dari serangan bakteri tersebut adalah seluruh tajuk berubah menguning, daun terasa lebih kaku dan umumnya tegak berdiri. Warna daun tua jadi memucat dan terasa sangat tebal jika diraba. Pada tunas serta pucuk mengalami klorosis setiap kali terbentuk. Hal ini disebabkan krolofil yang sudah rusak sehingga tanaman tidak bisa berfotosintesis.
Jika serangan masih ringan, masih bisa diobati dengan cara diinfus antibiotik oxytetracylin. Basmi serangga Diaphorina citri yang membawa bakteri tersebut dengan insektisida 250 EC konsentrasi 2 cc/liter air.