Pertanianku — Domba komposit sumatera merupakan domba unggul yang dihasilkan dari persilangan antara domba lokal sumatera, bibit domba St. Corix yang berasal dari Virgin Islands (Amerika Serikat), dan domba barbados blackbelly yang berasal dari Barbados Islands.
Domba ini sudah diteliti selama dua dekade lebih sehingga menghasilkan domba komposit sumatera yang memiliki banyak keunggulan. Saat ini domba tersebut sudah bisa diternakkan dengan sistem pemeliharaan semi-intensif.
Bulu domba komposit sumatera berwarna seragam putih, cokelat, belang, atau ada yang menyerupai seperti pola warna bulu pada domba barbados blackbelly.
Keunggulan domba hasil persilangan ini adalah daya adaptasi yang baik pada lingkungan tropis dan lembap. Selain itu, domba dapat melakukan reproduksi sepanjang tahun dengan pertumbuhan yang baik sekitar 101 gram/hari. Jumlah anak yang dilahirkan sama dengan domba lokal lainnya.
Jika dibandingkan dengan domba lokal, domba komposit sumatera memiliki tampilan yang lebih baik untuk bobot tubuh.
Domba sudah bisa beranak pertama kali saat induk berumur 18 minggu dan berbobot 22 kg. Jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 1—2 ekor.
Bobot domba komposit sumatera yang baru lahir sebesar 2,2 kg, sedangkan bobot anak domba yang sudah siap disapih rata-rata sekitar 10,3 kg.
Saat ini populasi domba hasil persilangan tersebut sudah mencapai 23.000 ekor dan menyebar di beberapa provinsi, seperti di Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Banten, dan Jawa Tengah.
Domba ini sudah berstatus dikerjasamakan dengan pihak perkebunan kelapa hibrida, kelapa sawit, karet, dan lainnya. Dalam penyebarannya, domba komposit sumatera berkembang biak di perkebunan kelapa, kelapa sawit, dan karet. Kehadiran domba pada perkebunan dapat menambah fungsi dari lahan perkebunan dan memudahkan peternak untuk menyuplai kebutuhan pakan alami.
Selain itu, kehadiran domba juga dapat menyuplai kebutuhan pupuk organik, sumber energi biogas, mengendalikan gulma, mengurangi biaya produksi tanaman, dan meningkatkan pendapatan pekebun.