Pertanianku — Ikan mas punten bukan berasal dari Punten, Kotamadya Batu, Jawa Timur. Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Punten, Dinas Perikanan dan Kelautan mendatangkan ikan mas ini ke Desa Kalima, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada 1950. Kala itu 26 induk mas jantan dan 31 induk mas betina berukuran 20–30 cm dikirim ke sana. Berawal dari pengadaan induk tersebut, kegiatan produksi ikan mas punten pun dimulai.

Ikan mas punten dapat bertahan hidup pada perairan dengan kondisi pH minimal 5 dan maksimal 9. Ikan mas ini aktif makan pada sore hari ketika suhu air berkisar 22–24C, sama seperti kondisi suhu di Punten.
Secara alamiah ikan akan mencari makan di bagian tengah dan dasar kolam yang berlumpur. Ikan mas ini memiliki mulut yang relatif besar sehingga dapat menggali lumpur di dasar perairan unutk mencari pakan. Ikan mas menyukai pakan alami seperti azola. Pada stadia larva ikan ini senang mengonsumsi fitoplankton seperti Closterium sp, Nitzschia sp, Polycystia sp, dan Stentor sp, serta beberapa jenis zooplankton seperti Daphnia sp, Trigonophyxs sp, dan Chaetoceros sp.
Saat larva sudah seukuran jari atau 5–8 cm, pakan alami yang diberikan sudah bisa beragam begitu pun dengan ukurannya.
Keunggulan ikan mas punten terletak pada komposisi dagingnya yang banyak, hingga 40 persen. Selain itu, ikan mas ini cepat besar. Ikan yang berumur 5 bulan rata-rata memiliki bobot 500 gram, sedangkan bobot jenis ikan mas lainnya baru berkisar 350 gram.
Nilai gizi ikan mas ini tergolong tinggi. Berdasarkan hasil uji proksimat, kandungan di dalam ikan ini bagus. Dalam 100 gram daging ikan mas mengandung 16,881 persen protein, lemak 9,214 persen, abu 0,979 persen, air 72,582 persen, dan karbohidrat 0,314 persen.
Namun, sayangnya, saat ini genetika ikan mas ini sudah bercampur dengan ikan mas lain sehingga cukup sulit mendapatkan yang asli. Oleh karena itu, IBAT sedang berupaya untuk mendomestikasi dan memperbanyak ikan mas punten.