Pertanianku — Salah satu komoditas pertanian Indonesia kembali menggebrak pasar dunia. Kali ini, talas beneng dari Banten mulai dilirik oleh Jepang. Negara tersebut mengalami kekurangan pasokan talas dan peluang ekspor talas ke Jepang masih terbuka lebar.
Talas beneng sendiri banyak dibudidayakan di wilayah Pandeglang, Banten. Beberapa kecamatan yang membudidayakan talas ini adalah Karang Tanjung, Pandeglang, Majasari, Kadu Hejo, Mandalawangi, Saketi, Menes, Pulosari, Jiput, Carita, Cisata, dan Cadasari.
Jangan samakan talas beneng dengan talas yang banyak beredar di pasaran. Talas yang satu ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki jenis talas lain. Ditinjau dari segi ukuran, talas beneng berukuran jauh lebih besar ketimbang talas kebanyakan.
Talas beneng memiliki ukuran yang dapat mencapai 2 meter. Bila talas lainnya bagian umbi tumbuh di dalam tanah, talas beneng tidaklah demikian. Umbinya yang berukuran raksasa ini terdapat di atas tanah.
Ukuran talas beneng siap panen biasanya memiliki panjang 1,2 hingga 1,5 meter. Selain besar, bobot talas beneng pun sangat berat. Satu umbi talas beneng dapat memiliki bobot 35—45 kilogram. Untuk mencapai ukuran ini, talas memerlukan waktu tumbuh hingga 2 tahun.
Sementara itu, bila petani memanen talas beneng pada usia 6—8 bulan, ukurannya tidak sebesar talas yang dipanen pada usia 2 tahun. Namun, umbi ini tetap berukuran lebih besar ketimbang umbi talas pada umumnya.
Para petani pun menggemari bertanam talas beneng karena kemudahan dalam perawatannya. Talas beneng tidak terpengaruh pada minimnya curah hujan yang terjadi akibat musim kemarau. Setelah ditanam, biasanya para petani hanya mengurus talas ini tanpa butuh perawatan khusus.
Di pasaran, talas biasa dipasarkan dalam bentuk talas segar. Selain itu, keripik talas menjadi salah satu olahan yang paling umum ditemukan. Talas juga dapat diolah menjadi tepung yang kemudian menjadi bahan baku beragam olahan talas seperti donat talas, mi talas, brownies talas, es krim talas, dan beragam kue kering dari tepung talas.
Para petani di daerah Pandeglang ini mampu memproduksi talas beneng hingga 28 ton per bulan. Talas ini kemudian ditepungkan dan dijual di daerah Jabodetabek. Talas segar juga dipasarkan ke Malang dan diekspor ke Belanda.