Pertanianku — Di beberapa daerah, para petani mulai bertanam padi organik. Keunggulan padi organik sangat banyak. Salah satunya adalah lebih sehat karena nirpestisida dan laba yang diraih dapat lebih besar jika dibandingkan dengan pertanian konvensional.
Padi organik dapat mendatangkan keuntungan berlipat dikarenakan produktivitas tanaman tinggi sehingga menghasilkan total panen yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertanian konvensional. Keuntungan padi organik lainnya adalah biaya produksi yang terbilang lebih rendah karena tidak memakai pupuk kimia.
Padi yang dikelola secara anorganik akan membutuhkan pupuk sebanyak 500 kg urea, 250 kg SP-36, dan 250 kg KCL. Diasumsikan jika harga masing-masing pupuk adalah sebesar Rp1.600, Rp1.700, dan Rp2.000 per kg, total biaya pupuk yang harus dikeluarkan petani adalah sebesar Rp1.750.000,00 untuk satu hektare lahan pertanian.
Jika padi dikelola dengan cara organik, petani akan mengeluarkan biaya pupuk dasar dan susulan dengan total kebutuhan: kotoran ayam 4 ton per hektare, 2 ton pupuk dasar, dan 1 ton pupuk susulan yang diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 15 hari dan 60 hari.
Diasumsikan harga kotoran ayam per karung yang berisi sebanyak 20 kg adalah Rp2.000, petani hanya perlu mengeluarkan dana untuk pembelian kotoran ayam sebesar Rp400.000. Biaya pembuatan pupuk organik cair hanya sebesar Rp75.000 untuk sekali musim tanam. Total untuk pembuatan pupuk organik sebesar Rp475.000,00. Dengan kata lain, petani dapat menghemat biaya untuk pupuk saja sebesar 73 persen.
Untuk mengolah tanaman padi organik, lahan sawah tidak dapat langsung dikelola secara organik 100 persen. Lahan harus dimulai dengan pupuk anorganik hingga pada akhirnya mengganti dengan pupuk organik. Pada musim pertama tanam, dosis pupuk kimia dikurangi hingga sebesar 50 persen, sisanya dapat menggunakan pupuk kotoran ayam.
Masa tanam berikutnya, pemberian pupuk kimia makin dikurangi hingga tinggal 25 persen dan sisanya memakai pupuk organik. Pada musim tanam ketiga, sawah baru dapat dikelola dengan pupuk organik secara murni. Bibit yang digunakan berumur 20 hari setelah semai.
Dua hari sebelum masa tanam, lahan harus dikeringkan dahulu, kemudian disemprot pupuk organik cair sebanyak 2 liter per hektare yang dilarutkan ke dalam 200 liter air. Penyemprotan dapat dilakukan pada pukul 15.00—16.00 atau dapat dilakukan pada saat mendung agar menghindari penguapan.
Setelah itu, lahan diberikan pupuk dasar yang berupa kotoran ayam sebanyak 1—2 ton/ha. Setelah dibiarkan selama sehari, lahan sudah dapat digunakan untuk ditanam bibit.