Pertanianku – Sebelum memulai usaha, Anda biasanya ingin mengetahui keunggulan produk yang akan diusahakan. Tanpa mengetahui keunggulan yang ada pada produk tersebut, tentu Anda akan raguragu dalam menjalani bisnis tersebut. Jika Anda belum mengetahui keunggulan produk tersebut, tentu Anda harus mampu menciptakan keunggulan dari produk tersebut. Dengan demikian, produk Anda dapat diterima oleh pasar dan memiliki daya saing. Lain halnya jika produk tersebut dibutuhkan oleh pasar dan pasokan di pasaran masih rendah.
Ada beberapa keunggulan produk sapi potong, yaitu di antaranya kandungan gizi tinggi, mudah diperdagangkan, budi daya relatif mudah, hemat tempat, dan perputaran modal cepat.
a. Kandungan gizi tinggi
Daging sapi rasanya enak, warna dagingnya merah-cokelat segar, dan seratnya relatif halus. Selain itu, daging sapi memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi dengan porsi sesuai kondisi konsumen. Daging sapi memiliki kandungan protein 18,0%; lemak 3,0%; karbohidrat 1,2%; kadar abu 0,7%; kadar air 75,5; dan vitamin A 600 IU/g.
b. Mudah diperdagangkan
Usaha penggemukan sapi potong relatif menguntungkan karena hingga kini permintaan daging sapi masih terus memperlihatkan adanya tren meningkat. Perdagangan yang lazim dilakukan pada sapi potong setelah proses pemotongan adalah dengan menjual daging dalam bentuk recahan-recahan ritel karkas. Satuan berat recahan ritel karkas dapat berukuran satuan berat, seperti 1 kg, 2 kg, dan seterusnya.
Dalam perdagangan dan pemasaran daging di swalayan atau supermarket, recahan ritel karkas sapi sangat praktis. Daging tersebut dapat diperoleh dengan ukuran berat yang diinginkan dan dalam kondisi beku. Sementara itu, di pasar-pasar tradisional, daging sapi dapat diperoleh langsung dari bentuk potongan-potongan karkas. Hanya bedanya, di pasar tradisional tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin dan higienitasnya kurang terjaga.
c. Budi daya relatif praktis dan mudah
Usaha penggemukan sapi potong lebih praktis dari pembesaran sapi karena membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih pendek. Bakalan sapi yang digemukkan juga sudah dewasa sehingga pengelolaan dan perawatannya relatif lebih mudah daripada pedet.
Kemudahan dan kepraktisan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1) Pemberian pakan pada penggemukan sapi potong hanya digunakan untuk menggemukkan daging saja. Sementara itu, pemberian pakan pada pembesaran sapi sejak anak sapi (pedet) selain untuk pertumbuhan, juga untuk perkembangan tubuh.
2) Waktu pemeliharaan yang cukup pendek memberikan risiko lebih kecil, baik risiko sapi terserang penyakit, kematian, perubahan harga bahan pakan, atau faktor lainnya.
3) Penggemukan sapi potong dapat menggunakan sapi jantan saja. Pertimbangan penggemukan sapi potong dengan menggunakan sapi jantan di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Sapi jantan memiliki pertumbuhan lebih cepat daripada sapi betina.
2) Sapi jantan mempunyai bobot daging yang lebih banyak.
3) Penggemukan dengan sapi jantan tidak mempengaruhi proses reproduksi sapi.
4) Sapi betina produktif dilarang untuk dipotong. Pemotongan sapi betina diperbolehkan setelah beranak tujuh kali, infertil, atau dalam keadaan sakit. Tanpa adanya pengawasan yang ketat dan sanksi yang berat bila pemotongan sapi betina produktif terus berlangsung dikawatirkan sumber penghasil sapi bakalan akan menjadi berkurang.
d. Hemat tempat
Usaha penggemukan sapi potong cukup menghemat tempat. Sapi ditempatkan pada petakan-petakan atau ruangan yang telah disiapkan untuk diisi satu ekor sapi/petakan. Dengan demikian, hanya membutuhkan ruang selebar satu ekor sapi lebih sedikit untuk per ekor sapi. Kebutuhan per ekor sapi seluas 3,75 m2.
e. Perputaran modal lebih cepat
Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan waktu pemeliharaan yang tidak terlalu lama seperti usaha pembesaran sapi. Hal ini karena penggemukan sapi menggunakan bakalan yang telah dewasa sehingga waktu pemeliharaannya bisa diperpendek sekitar tiga bulan. Modal usaha yang dikeluarkan untuk modal kerja dan biaya produksi bisa saja cukup banyak sesuai dengan jumlah sapi dan sistem pemeliharaan yang dilakukan. Namun, dengan pendeknya waktu pemeliharaan, tentu perputaran modalnya relatif lebih cepat untuk kembali.
Sumber: Buku Penggemukan Sapi Potong Hari per Hari