Pertanianku — Mina padi yang merupakan integrasi antara pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan dapat meningkatkan omzet para petani sampai tiga kali lipat. Akan tetapi, tak banyak petani yang dengan mudah beralih ke mina padi.
Sigit Paryono melemparkan pakan ikan ke kolam di lahan sawahnya di Dusun Cibluk, Margoluwih Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ikan-ikan itu tampak dengan gesit berenang menyambut makanan mereka. Puluhan ikan nila dan mas lainnya tampak berenang di antara rumpun padi di sawah.
Sigit mengatakan budidaya ikan di lahan persawahan ini sudah dilakukan secara tradisional oleh kakeknya, tetapi dia baru mengembangkannya beberapa tahun terakhir. Menurutnya, mina padi lebih menguntungkan dibandingkan sawah konvensional.
Dia mengaku, pernah mendapatkan omzet sekitar Rp120 juta dari satu hektare sawah itu yang berasal dari padi dan juga ikan.
“Kalau padi biasa (keuntungan) per 1.000 (meter) itu sampai 1,5 sampai 2 juta itu sudah bagus, untuk mina padi keuntungan 4—5 juta jadi sekitar 3 kali lipat,” jelas Sigit.
Terkait hal itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, secara ekonomi keuntungan petani dapat meningkat tergantung dari komoditasnya.
“Kalau dengan udang galah bisa besar lagi, bisa menghasilkan 1—2 ton per hektare dengan harga sekitar 90 ribu untuk size 40 sentimeter, bisa mencapai keuntungan 80—100 jutaan,” papar Slamet.
Dia memperkirakan integrasi padi dan budidaya ikan bisa meningkatkan pendapatkan petani sampai Rp60 juta per hektare.
Sigit mengungkapkan, keuntungan lain dari mina padi, yaitu petani tak mengalami banyak kerugian jika sawahnya mengalami gagal panen. Sebab, masih mendapatkan manfaat dari budidaya ikan. Selain keuntungan ganda yang didapat dari lahan mina padi, harga jual padi pun lebih mahal dibandingkan dengan padi biasa, karena bebas pupuk kimia.
“Awalnya kita pakai pupuk tapi terus berkurang, sampai sekarang gak usah pake, nih liat padinya gak kalah dengan yang pake pupuk toh, besar-besar, kotoran ikan yang membantu (pertumbuhan padi),” jelas Sigit sambil menunjuk ke lahan padi yang berada di dalam genangan air kolam.
Mina padi ini menggunakan ‘pendekatan ekosistem’ dan secara perlahan akan menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan pestisida. Kualitas padi dari lahan mina padi juga lebih baik. Setelah diuji, padi dari mina padi memiliki kadar glukosa yang lebih rendah.
“Cocok untuk penderita diabetes, permintaan pun semakin banyak,” kata dia.