Pertanianku — Akar manis atau Liquorice merupakan simplisia yang dihasilkan dari akar Glycyrrhiza glabra dan Glycyrhiza inflate, simplisa ini sering berguna sebagai obat tradisional sebagai espektoran, pengobatan tukak lambung, hepatitis C, paru-paru, dan kulit. Tanaman ini termasuk jenis polong-polongan yang berasal dari Eropa Selatan dan beberapa bagian wilayah Asia.

Akar Glycyrrhiza berbentuk silindris, panjang, dan berwarna cokelat kelat. Ekstrak akar manis sudah sejak lama menjadi komoditas perdagangan dan dijual dalam bentuk pasta, blok, atau bubuk kering semprot.
Simplisia ini bersifat farmakologis yang dapat berfungsi sebagai antiinflamasi, antivirus, antimikroba, antioksidan, antikanker, dan imunomodulator.
Akar manis termasuk ke dalam famili Favacceae dan berupa tanaman tahunan dengan bentuk terna serta bisa tumbuh hingga setinggi satu meter. Daun tanaman tumbuh seperti sayap dengan panjang sekitar 7—15 cm. Satu pohon bisa menghasilkan daun sebanyak 9—17 helai.
Akar manis mengandung berbagai macam komponen kimia, antara lain gula, flavonoid, sterol, asam amino, resin, pati, minyak atsiri, dan saponin. Saponin di dalam simplisia ini mengandung asam glycyrrhizc. Asam amino yang terdapat di dalam simplisia adalah asam-2-beta-glycyrrhizic, asam lukuronat, asam lycyrrhizin, asparagine, resin, minyak atsiri, dan tannic asam.
Di dalam akar manis juga terkandung senyawa organik seperti asam glisiertinat yang berkhasiat sebagai eskpektoran sehingga memudahkan proses pengeluaran dahak.
Namun, kandungan tersebut tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena bisa menyebabkan simtoma diuresis dan membuat tekanan darah menjadi tinggi. Senyawa bioaktif di dalam akar manis berperan sebagai senyawa antibakteri. Oleh karena itu, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat dengan dosis tinggi jika tidak berada di bawah pengawasan dokter atau herbalis.
Di beberapa daerah tanaman ini dikenal dengan nama kayu legi. Meskipun berasal dari wilayah Eropa dan Asia, masyarakat Indonesia sudah cukup familiar dengan tanaman obat ini karena sudah sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Tanaman ini lebih sering digunakan sebagai ekspektoran dan obat batuk hitam dan permen pelega tenggorokan. Sebagai obat batuk, dosis yang direkomendasikan adalah 1 × 10 gram akar/hari.
Kandungan di dalam akar manis terbukti mampu menghambat aktivitas virus HIV1, hepatitis dan avian infectious bronchitis virus (IBV).