Pertanianku— Asam jawa atau Tamarindus indica terkenal sebagai rempah-rempah yang berkhasiat sebagai obat herbal. Rempah-rempah ini dapat digunakan untuk melancarkan peredaran darah, pencahar, menambah nafsu makan, penyejuk, penurun panas, abortivum, astringen, dan tonik.

Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal adalah buah dan daun asam jawa. Buah asam jawa mengandung asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, gula invert, dan pectin. Sementara itu, di dalam daun tanaman mengandung flavonoid, sitexin, isovitexin, orientin, 1-malic acid. Pada bagian kulit kayu mengandung tannin.
Ramuan asam jawa untuk panas dalam dapat dibuat dengan mencampur asam jawa dengan gula merah secukupnya dan air panas. Aduk ramuan herbal hingga rata dan minum selagi air masih hangat. Selain menyembuhkan panas dalam, ramuan herbal ini bisa digunakan untuk mengatasi sariawan.
Untuk menyembuhkan batuk dan demam, Anda cukup merebus daun tanaman secukupnya, kemudian minum air rebusan tadi. Sementara itu, untuk menyembuhkan sakit pinggang, sakit borok, dan linu persendian, Anda bisa menggunakan daun tanaman yang masih muda, lalu giling hingga halus. Gilingan daun asam dapat dibalurkan pada bagian tubuh yang sedang sakit.
Asam jawa juga bisa digunakan untuk melancarkan ASI pada ibu yang sedang menyusui. Ramuan tersebut terbuat dari segenggam daun asam yang masih segar dan satu rimpang kunyit. Rebus herbal dengan dua gelas air hingga airnya tersisa satu gelas. Minum air rebusannya agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Meski asam jawa terbilang aman untuk ibu menyusui, wanita yang sedang hamil dilarang memakan daging buah asam yang sudah tua.
Di Indonesia, asam jawa terkenal sebagai salah satu bumbu masakan yang dapat memberikan rasa asam yang menyegarkan pada masakan. Anda bisa menjumpainya pada resep masakan sayur asam dan bumbu rujak.
Selain itu, asam jawa juga bisa digunakan untuk menghilangkan amis pada ikan, sebagai bahan sirup, selai, dan permen manis.
Di beberapa daerah, rempah ini memiliki nama sebutan yang berbeda-beda. Misalnya, di Bali rempah ini disebut celagi dan di Makasar disebut comba.