Khasiat Kayu Sintok sebagai Obat Herbal

Pertanianku — Sintok (Cinnamomum sintoc) dapat tumbuh hingga setinggi 35 meter dengan diameter batang mencapai 70 cm. Kayu tanaman berwarna cokelat merah atau cokelat kelabu mengilap seperti perak, berbau adas dan lada, serta halus. Kulit kayu sintok tebal dan mudah pecah.

kayu sintok
foto: By Fransiskus Agus Harsanto – Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=89225813

Daun tanaman agak tebal dan kusam, tulang daun menjari tiga terlihat jelas, daun muda berwarna merah-ungu kehijauan, serta permukaan daunnya mengilap. Buah sintok terdapat di ujung percabangan. Dalam satu buah terdapat satu biji. Buah sintok berwarna muda hijau, sedangkan buah tua berwarna hitam.

Bagian yang dimanfaatkan sebagai obat herba adalah kayu sintok. Di dalamnya terdapat minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri paling banyak terdapat pada kulit kayu sintok dalam keadaan kering udara. Kulit kayu sintok memiliki aroma khas dan harum.

Minyak atsiri diperoleh dari proses destilasi pada kulit batang. Minyak tersebut mengandung senyawa Eugenol yang mampu menghambat pertumbuhan jamur perusak kayu.

Sintok bisa Anda manfaatkan sebagai obat keseleo, bengkak, encok, dan digigit serangga. Cara penggunaan tanaman ini sangat mudah. Kayu hanya ditumbuk hingga halus, kemudian balurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Bagian kulit kayu sintok dapat digunakan secara medis sebagai obat anthelmintics (mengurangi cacing parasit di dalam tubuh), mengurangi frekuensi buang air besar, kram, dan luka yang disebabkan oleh gigitan binatang buas.

Saat ini sudah banyak produsen kayu sintok yang menjual secara online dengan harga yang cukup terjangkau sekitar Rp40.000 hingga Rp90.000, bergantung pada bobot kulit kayu.

Hingga saat ini belum ditemukan literatur yang membahas terkait kontraindikasi ataupun efek samping penggunaan kayu sintok sebagai obat herbal. Namun, untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan, sebaiknya jangan konsumsi tanaman secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dari dokter atau herbalis.