Pertanianku — Mengkudu atau Morinda citrifolia terkenal sebagai salah satu tanaman obat yang dapat berkhasiat untuk mengatasi beberapa penyakit, salah satunya ialah darah tinggi. Bagian yang berkhasiat untuk mengatasi darah tinggi adalah buah mengkudu yang diambil sarinya.
Di dalam buah mengkudu terdapat kandungan acubin, L. asperuloside, alizarin, dan beberapa zat antraquinon, asam askorbat, scopoletin, xeronine, dan proxeronine.
Ramuan darah tinggi dapat dibuat dengan memeras mengkudu yang sudah masak untuk diambil sarinya. Setelah itu, campurkan sari tersebut dengan satu sendok madu, kemudian aduk hingga rata. Saring ramuan dan ramuan sudah bisa diminum. Ramuan ini dapat diminum setiap dua hari sekali untuk mengatasi darah tinggi.
Namun, Anda perlu menghindari jus buah ini jika sedang dalam menjalani pengobatan tekanan darah tinggi. Hal ini karena jus mengkudu bisa menyebabkan kenaikan potassium di dalam darah. Buah mengkudu juga perlu dihindari oleh orang yang sedang dalam masa pengobatan liver karena bisa meningkatkan risiko kerusakan liver.
Mengkudu dapat berinteraksi dengan obat yang mengandung warfarin sehingga menyebabkan pembekuan darah berjalan lebih lambat.
Selain darah tinggi, mengkudu juga bisa digunakan untuk mengatasi masuk angin atau flu dan batuk. Cara pembuatan ramuan untuk kedua jenis penyakit tersebut sangat mudah. Anda hanya perlu merebus satu buah mengkudu dan ditambah satu ruas kencur dengan dua gelas air hingga mendidih atau saat airnya tersisa satu gelas. Selanjutnya, saring ramuan dan minum sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu pagi dan sore hari.
Efek farmakologi lain yang dapat ditimbulkan oleh mengkudu ialah menghilangkan hawa lembap pada tubuh, meningkatkan kekuatan tulang, membersihkan darah, meluruhkan kencing, peluruh haid, melembutkan kulit, obat cacing, pencahar, dan antiseptik.
Apabila Anda tertarik untuk mengonsumsi obat herbal dari mengkudu, sebaiknya jangan konsumsi dengan dosis yang terlalu tinggi sebelum berkonsultasi dengan dokter atau herbalis. Hal ini karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang kurang baik bagi tubuh.
Di Jawa Barat, masyarakat terbiasa memanfaatkan bagian daun muda dari mengkudu untuk dijadikan urap atau pecel sebagai lauk pendamping nasi.