Khasiat Rumput Mutiara sebagai Obat Herbal

Pertanianku — Ada banyak tumbuhan di sekitar Anda yang sebenarnya berkhasiat sebagai obat herbal, misalnya rumput mutiara. Sebagian besar orang mengenal tumbuhan rumput ini hanya sebagai tumbuhan liar. Padahal, tumbuhan ini mengandung senyawa aktif berupa asam ursolat dan asam uleanolat.

rumput mutiara
foto: Oleh Forest & Kim Starr, CC BY 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=6191758

Kandungan yang terdapat di dalam tumbuhan liar ini berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sumbatan pada saluran sperma. Cara pengobatannya cukup mudah, penderita hanya perlu meminum rebusan herba sebanyak 30 gram selama 3—4 minggu.

Selain itu, kandungan tersebut juga berguna untuk menyembuhkan radang amandel, hepatitis, gondongan, infeksi saluran kemih, bisul, dan borok.

Penyakit radang usus buntu dan kanker bisa dibantu dengan ramuan dari rumput mutiara. Cara pembuatannya sangat mudah, penderita hanya perlu merebus herba sebanyak 60 gram, lalu minum sebanyak 2—3 kali.

Jika dimakan secara langsung, rumput mutiara akan terasa manis, sedikit pahit, lembut netral, dan agak dingin. Seluruh bagian tanaman dapat dikonsumsi sebagai obat, baik dalam bentuk tanaman segar maupun tanaman yang sudah dikeringkan.

Pada era 1970-an sempat terjadi kasus radang usus buntu dan radang selaput lendir yang cukup mengkhawatirkan. Penyakit tersebut akhirnya mampu diatasi dengan menggunakan rumput mutiara. Sejak itu tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan liar yang berkhasiat karena berguna sebagai obat alternatif dan dapat dikonsumsi secara bersamaan dengan obat antikanker lainnya.

Meski berkhasiat, konsumsi rumput mutiara dalam sehari tidak boleh berlebihan, maksimal cukup 15—50 gram rumput yang direbus dan airnya diminum. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, dapat mengakibatkan penurunan sel darah putih dan menyebabkan rasa kering pada mulut serta tenggorokan. Kondisi mulut kering biasanya muncul setelah pasien mengonsumsi obat herbal selama 10 hari berturut-turut.

Konsumsi rumput mutiara dalam dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih. Kondisi sel darah putih akan kembali normal setelah 3—5 hari penggunaan obat dihentikan.

Untuk ibu hamil dan menyusui, sebaiknya jangan menggunakan obat herbal dari rumput mutiara karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang kurang baik untuk janin dan bayi.