Khasiat Tanaman Tempuh Wiyang sebagai Obat Herbal

Pertanianku Tempuh wiyang atau Emilia sonchifolia merupakan herba semusim yang tumbuh tegak dan tingginya bisa mencapai 50 cm. Tanaman ini terkenal dapat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti batuk, sariawan, diare, demam, dan bengkak. Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah akar dan daun. Di dalam daun tempuh wiyang mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.

tempuh wiyang
foto: Oleh FarEnd2018 – Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=74394874

Sariawan dan batuk dapat diatasi dengan air rebusan daun tempuh wiyang. Untuk radang payudara dan bisul, Anda perlu melumatkan daun dan batang segar tanaman bersama gula merah, lalu panaskan ramuan. Setelah itu, tempelkan pada bagian yang sakit.

Adapun bengkak, diare, dan demam dapat diatasi dengan bubur yang dibuat dari akar tanaman. Sementara itu, sakit tenggorokan dapat diatasi dengan menggodok seluruh bagian tumbuhan tempuh wiyang, lalu minum air godokan tersebut.

Tanaman tempuh wiyang juga sering disebut sayur muka manis. Tanaman ini banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan sering dianggap sebagai gulma di kebun palawija. Selain itu, tanaman ini juga banyak ditemukan di tepi galangan air atau tepi sawah.

Masyarakat percaya daun tempuh wiyang dapat mencegah perdarahan pada ibu hamil. Caranya, daun tanaman dikunyah setelah ibu melahirkan. Sementara itu, bagian kepala bunga yang dikunyah dan disimpan di dalam mulut selama 10 menit dipercaya dapat melindungi gigi dari pembusukan.

Daun tempuh wiyang juga sering dimanfaatkan sebagai sayur atau dijadikan lalapan meski rasanya sedikit pahit. Daun tempuh wiyang tunggal berbentuk segitiga memanjang. Bagian atasnya berwarna hijau, sedangkan bagian bawahnya agak merah keunguan. Bunga tanaman berukuran kecil berwarna ungu kemerahan atau ros.

Meski hingga saat ini belum pernah ditemukan literatur yang membahas kontraindikasi dan efek samping penggunaan tanaman sayur muka manis ini, Anda tetap tidak direkomendasikan untuk mengonsumsinya secara berlebihan. Apalagi, bila tidak dilakukan di bawah pengawasan dokter atau herbalis. Konsumsi sesuai kebutuhan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan.