Pertanianku — Kastuba merah (Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch) memiliki nama sebutan yang berbeda-beda di beberapa daerah. Di Jawa, tanaman ini dikenal dengan nama godong racun, wit racun, dan racunan. Masyarakat Bali menyebutnya keadap atau racun, sedangkan masyarakat Sunda memanggilnya kastuba atau ki geulis. Adapun di daerah Sumatera, kastuba merah disebut denok, puring, atau benggala.
Kastuba merah merupakan tanaman hias yang sering dipajang saat Natal karena tanaman berdaun merah ini terlihat cocok dengan tema Natal. Perawatan kastuba terbilang sederhana, tanaman hanya perlu disiram secukupnya, tapi jangan sampai air siraman menggenang.
Berikan pemupukan setiap dua minggu atau sekali setiap bulan dengan menggunakan pupuk tanaman hias lengkap. Tanaman ini membutuhkan waktu gelap yang lama agar daun dan bunganya terlihat cantik.
Selain cantik, ternyata tanaman hias ini menyimpan khasiat untuk kesehatan. Tanaman ini memiliki rasa pahit, sepat, bersifat sejuk, dan sedikit beracun. Di dalam daun tanaman kastuba merah terkandung alkaloid, saponin, lemak, dan amylodextrin. Sementara itu, batangnya mengandung saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam formiat, dan kanji.
Tanaman cantik ini memiliki efek farmakologis berupa perangsang muntah, melancarkan pengeluaran ASI atau ASI sedikit, bengkak karena terpukul, infeksi kulit, erysipelas, luka luar, dan melancarkan haid. Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal. Berikut ini beberapa resep ramuan herbal dari tanaman kastuba merah.
Mengobati infeksi atau radang kulit dan erysipelas
Cuci bersih daun pohon merah secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Balurkan hasil tumbukan pada bagian tubuh yang sakit sebanyak tiga kali sehari.
Mengobati luka luar
Cuci bersih daun pohon merah secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Balurkan hasil tumbukan pada bagian tubuh yang sakit tiga kali sehari.
Melancarkan haid, ASI sedikit, patah tulang, dan bengkak karena terpukul
Rebus 13 gram daun pohon merah atau seluruh bagian tumbuhan dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, minum air rebusannya dua kali sehari masing-masing ½ gelas. Saat kondisi tubuh lemah, pemakaian lewat oral atau diminum tidak dianjurkan atau dilarang.