Pertanianku – Untuk memilih induk gurami yang baik, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Hal itu akan menentukan telur dan benih yang akan dihasilkan dari induk gurami yang akan dipijahkan. Jika induk yang dipilih kurang baik, telur yang dihasilkan akan sedikit atau bahkan induk tidak akan mengeluarkan telur ketika memijah. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat memilih induk gurami yang baik.
1. Pertumbuhan badan cepat
Gurami yang akan digunakan sebagai induk dipilih yang mempunyai pertumbuhan paling cepat. Bentuk badannya normal dengan perbandingan antara panjang dan berat ideal. Selain itu, ukuran kepala harus relatif kecil, kulit licin dan mengilap, serta tidak terdapat luka. Warna tubuh ikan harus lebih cerah, dengan gerakan normal dan lincah.
2. Cukup umur dengan bobot dan ukuran yang proporsional
Gurami yang akan digunakan sebagai induk harus cukup umur. Induk jantan harus telah berumur kurang lebih sekitar empat tahun dengan berat 2—3 kg. Untuk induk betina, harus berumur minimal tiga tahun dengan berat 2—2,5 kg. Badan induk jantan harus lebih besar daripada induk betina karena seekor induk jantan dapat membuahi sekita tiga ekor induk. Apabila ukuran badan induk jantan lebih kecil atau sama denganukuran badan induk betina, dikhawatirkan induk jantan akan kehabisan sperma. Ukuran badan induk, baik jantan maupun betina juga harus proporsional, yaitu perbandingan panjang dan tinggi adalah 2,5:1.
3. Kondisi sisik baik
Sisik dalam kondisi baik, lengkap, tidak ada yang terkelupas, tertata rapi, dan bebas dari penyakit cacar. Adanya penyakit cacar ditandai dengan bercak kemerah-merahan dan luka pada kulitnya.
4. Melekuk saat dipegang dengan posisi terbalik
Selain dengan memperhatikan ciri fisiknya, untuk memiliki induk yang berkualitas baik, terutama untuk induk jantan, dapat pula dilakukan dengan cara memegangnya. Caranya, induk gurami dipegang dengan posisi terbalik. Apabila ketika induk yang dipegang melekuk kuat dan berusaha melingkari tangan, berarti induk tersebut berjenis kelamin jantan. Sebaliknya, bila induk yang dipegang cenderung diam, tenang, dan tidak ada reaksi untuk melekukkanbadannya, induk tersebut berjenis kelamin betina. Semakin kuat induk jantan melekuk, akan semakin bagus induk tersebut dalam proses pemijahan nantinya. Hal itu karena dalam proses pemijahan induk betina dan jantan akan saling melekukkan dan melilitkan badannya.
5. Induk jantan berdagu besar dan tebal
Pemilihan induk jantan yang berdagu besar dan menebal adalah salah satu syarat yang berhubungan dengan cara induk jantan dalam membuat sarang. Apabila tampilan dagu induk jantan besar dan tebal, biasanya sarang yang dibuat akan lebih bagus dengan kriteria padat, badan sarang tidak mudah terurai, dan berbentuk bundar. Semakin bagus sarang yang dibuat, keselamatan telur yang disimpan setelah pembuahan akan lebih terjamin. Dengan demikian, jumlah telur yang ditetaskan tidak banyak yang rusak, terbuang ke kolam, atau termakan oleh hama, seperti sepat, keong, mujair, belut, atau ular sawah. Selain itu, induk jantan dengan dagu yang besar dan tebal akan memudahkan perannya dalam pemindahan telur ke dalam sarang.
6. Kenali induk yang telah matang gonad
Badan induk jantan lebih ramping dan agak meruncing pada bagian analnya. Pada induk betina yang siap memijah ditunjukkan dengan kondisi kelamin atau daerah di sekitar anal memerah cerah dan agak menonjol. Pada daerah antara bawah sirip dada sampai anus menonjol sebagai pertanda induk betina ini telah matang gonad atau telah mengandung telur dan siap dipijahkan. Beberapa ciri lainnya ditunjukkan dengan aktivitas kedua induk gurami tersebut. Gerakan induk jantan lebih aktif dan lincah, sedangkan induk betina lebih pelan, tidak terlalu aktif, dan dengan gerakan renang yang tetap tegak. Apabila induk tersebut kurang sehat, dapat ditunjukkan dengan gerakan renang yang pelan dan posisi badan yang tidak tegak atau miring. Masa produksi optimal induk betina berlangsung sampai 5—7 tahun. Semakin tua umur induk, kuantitas telur yang dihasilkan semakin menurun, tetapi kualitas telurnya semakin baik.
Sumber: Buku Panen Bandeng 50 Hari