Kiat Memperbaiki Produksi Ternak Sapi Potong yang Kurang Baik

Pertanianku — Produksi ternak sapi potong yang masih kurang baik bisa diperbaiki melalui berbagai cara. Memperbaikinya memang tidak mudah karena menyangkut banyak faktor, mulai dari genetis, manajemen, lingkungan, hingga budaya. Umumnya, usaha perbaikan produksi ternak sapi potong bisa diperbaiki melalui dua cara, yaitu perbaikan melalui bibit dan perbaikan melalui pengelolaan.

ternak sapi potong
foto: Pertanianku

Perbaikan produksi melalui bibit

Produksi ternak dapat meningkat apabila bibit-bibit yang digunakan unggul. Kriteria sapi potong yang unggul ialah memiliki kelebihan dalam hal produksi, ketahanan penyakit, adaptasi, pemeliharaan, dan mencerna pakan.

Agar bibit yang didapatkan baik, Anda harus melakukan pencatatan perkawinan ternak dan berupaya memahami masalah keturunan yang tidak lepas dari faktor genetis. Perbaikan produksi melalui mutu bibit bisa dilakukan dengan usaha penyilangan antara sapi lokal dan sapi unggul dari luar. Atau, mengganti beberapa bangsa sapi tertentu dengan bangsa sapi luar yang adaptasinya baik.

Sapi-sapi unggul yang didatangkan ke Indonesia adalah brahman, hereford, shorthorn, charolais, aberdeen angus, limousine, simmental, dan lain-lain.

Perbaikan produksi melalui pengelolaan

Hasil pemilihan bibit yang bagus harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik. Dalam rangka pengelolaan, perbaikan produksi dapat dilakukan melalui pemberian pakan berkualitas dan menerapkan program kesehatan yang benar.

Dalam hal pakan, Anda harus mempertimbangkan cara-cara pemberian pakan yang baik dan efisien. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan biologis hewan yang bersangkutan. Efisiensi kebutuhan biologis pada sapi potong dapat dicek dalam pembentukan atau penimbunan daging dan pertambahan berat pada periode tertentu. Untuk keperluan penggemukan, pemberian pakan yang berasal dari biji-bijian harus ditingkatkan.

Usaha untuk meningkatkan mutu ransum harus sejalan dengan tindakan penyelarasan nilai gizi yang terkandung di dalam pakan itu sendiri.

Selanjutnya, perbaikan produksi dengan program kesehatan dilakukan dengan pencegahan dan tindakan higienis. Penyakit dapat dicegah dengan mengarantina sapi yang baru datang dan data kesehatannya masih diragukan serta melakukan isolasi untuk sapi yang terserang penyakit menular. Selanjutnya, sapi divaksinasi, diberikan obat cacing, dan deticking atau pembasmian kutu-kutu.