Pertanianku — Pemeliharaan baglog-baglog yang tersusun pada rak di dalam rumah kumbung harus dilakukan dengan baik agar tetap produktif dan berkualitas. Sepintas, mungkin pemeliharaan baglog dianggap hal biasa. Akan tetapi, tahukah Anda, bila cara memelihara baglog yang Anda terapkan tidak benar, kemungkinan besar baglog tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut ini hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat pemeliharaan baglog.

Penempatan baglog
Tahap awal dalam pemeliharaan baglog adalah penempatan atau biasa disebut layering. Penempatan disesuaikan dengan proses penamaan. Misalnya, baglog rencananya ditempatkan setelah inokulasi, maka Anda perlu menyiapkan ruang khusus inkubasi untuk baglog. Setelah itu, baglog dipindahkan ke rumah tanam. Atau, bisa juga dilakukan penyimpanan baglog di tempat sementara sebelum diinkubasi.
Penempatan baglog yang sudah diberi bibit (inokulasi) di dalam wadah harus diperhatikan dengan benar. Baglog tersebut disimpan pada wadah seperti keranjang plastik atau kotak kayu, kemudian diletakkan pada tempat beratap agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Inkubasi
Saat proses inkubasi, baglog ditempatkan di dalam ruangan khusus agar lebih mudah dikontrol perkembangannya dan kondisi lingkungan sekitar. Ruangan tersebut bisa ber-AC sehingga suhunya diatur menjadi 5C atau di dalam ruangan bersuhu 21–27C, kebutuhan cahaya 500–1.000 lux, dan kelembapan relatif 95–100 persen.
Masa pertumbuhan
Pada masa ini baglog harus dijaga agar tubuh buah bisa tumbuh maksimal. Pada saat proses pemindahan baglog dari ruang inkubasi ke ruang tanam sering terjadi hal di luar dugaan. Pada fase ini kondisi cahaya yang dibutuhkan sekitar 500–2.000 lux, kelembapan 60–80 persen, dan temperatur 16–18C.
Tahap penanaman
Pada tahap ini biasanya baglog telah mengalami oksidasi sehingga berubah warna menjadi cokelat. Kalau sudah demikian, tutup kapas dan ring dibuka agar jamur tumbuh dengan baik. Plastik dapat dibuka dan diberi penyiraman berkabut.
Masa panen
Setelah jamur dipanen, baglog perlu istirahat. Masa ini penting bagi baglog untuk mengumpulkan kembali energi dan nutrisi. Baglog untuk shiitake bisa digunakan sebanyak 4–5 kali, bahkan ada yang bisa sampai 7 kali.
Membuang baglog
Pembuangan baglog menjadi tahap terakhir. Pembuangan dilakukan pada baglog yang sudah terkontaminasi saat fase pertumbuhan. Adapun pembuangan akhir baru dilakukan saat siklus tanam sudah selesai.