Kiat Sukses Bertani Sayuran Organik di Tengah Kota

Pertanianku — Saat ini bertanam sayuran di tengah kota atau lebih dikenal dengan nama urban farming sudah cukup populer. Pasalnya, banyak orang perkotaan yang mulai menyadari pentingnya pola hidup sehat dan kesadaran menjaga lingkungan. Namun, sebetulnya kegiatan berkebun tidak selalu berjalan mulus, terkadang banyak pemula yang mengalami berbagai hambatan, apalagi bertani sayuran organik yang tidak menggunakan bahan kimia.

sayuran organik
foto: Pixabay

Melansir dari Majalah Trubus Edisi 527, bertani sayuran organik di tengah perkotaan bukan hal yang mustahil. Diyah Rahmawati terbukti mampu menghasilkan 900 kg kailan organik dari lahan yang berada di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Berikut ini beberapa kunci keberhasilan Diyah menghasilkan sayur organik di perkotaan.

Mengenalkan pertanian organik secara masif

Pada awalnya, petani di sekitar lahannya masih menggunakan pestisida kimia. Kondisi tersebut menyebabkan hama dan penyakit justru lari ke lahan tanam milik Diyah sehingga ia mengalami gagal panen. Permasalahan tersebut diatasi dengan mengajak petani yang berada di sekitar lingkungannya dan masyarakat sekitar kompleks perumahan untuk memanfaatkan lahan dengan bertanam secara organik.

Pada 2010 terbentuklah Kelompok Tani Vigur Organik. Anggota kelompok tani tersebut terdiri atas warga perumahan dan petani di sekitar Desa Cemorokandang yang mengolah lahan seluas 8.000 m2. Setelah itu, lahan milik Diyah tidak lagi menjadi pelarian bagi hama lagi.

Menentukan luas lahan untuk tanam

Menentukan luas lahan untuk tanam sangat penting dilakukan di awal karena dapat memengaruhi harga jual, apalagi bila petani tergabung di dalam kelompok tani. Penentuan luas lahan tanam juga bermanfaat untuk menjaga pasokan bahan pangan secara berkesinambungan.

Pemilihan jenis tanaman

Anggota Kelompok Tani Vigur Organik lebih memilih membudidayakan sayuran daun, seperti sawi, bayam, seledri, kacang merah, dan kangkung. Alasannya, sayuran daun memiliki permintaan yang cukup tinggi, cocok ditanam di dataran rendah ataupun tinggi, serta punya masa tanam yang singkat.

Selain itu, jenis sayuran umbi atau buah tergolong memiliki masa tanam yang lebih lama dibanding sayuran daun. Hal tersebut membuat risiko bertanam sayuran umbi dan buah tergolong lebih besar.

Menyuburkan tanah

Pada awal penanaman, petani melakukan pengolahan tanah seperti mencangkul serta memberikan pupuk dan kapur. Untuk tanah yang kurang gembur, tanah perlu diberikan bokasi. Sementara tanah yang berpasir perlu ditambahkan sekam sebagai penyimpan air.