Kiat Sukses Pembenihan Ikan Mas

Pertanianku — Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia adalah ikan mas. Ikan mas tidak sulit dibudidayakan, bahkan pembenihan ikan mas terbilang lebih mudah dibanding pembenihan ikan patin atau gurami. Alasannya adalah ikan mas dapat memijah secara alami dengan gampang.

pembenihan ikan mas
foto: Pertanianku

Ikan mas sudah bisa memijah saat berumur 1,5 tahun. Meski tergolong mudah, apabila Anda membenihkan ikan mas untuk skala komersil, pembenihan harus dilakukan dengan cara yang tepat agar hasil yang didapatkan maksimal. Berikut ini beberapa kiat sukses usaha pembenihan ikan mas.

Memilih wadah yang cocok

Pembenihan dapat dilakukan di kolam yang berada di dalam ataupun luar rumah. Pemijahan lebih murah dilakukan di kolam, tetapi telur dan larva yang dihasilkan lebih sedikit. Jenis kolam yang digunakan berupa kolam tanah atau tembok. Sementara itu, bila menggunakan hapa biayanya terbilang lebih besar, tetapi jumlah telur dan larva yang dihasilkan lebih banyak.

Wadah terakhir yang bisa Anda gunakan adalah akuarium, bak, fiberglass, atau kolam terpal. Wadah-wadah tersebut sama seperti hapa, bisa menghasilkan banyak larva dan telur, tetapi biaya investasi dan operasionalnya cukup tinggi.

Anda bisa memilih jenis wadah yang sesuai dengan kondisi modal dan kebutuhan. Namun, pendederan sebaiknya dilakukan dalam kolam tanah agar benih lebih cepat besar dan mutunya baik. Namun, Anda harus waspada karena tingkat kematian di kolam tanah tergolong cukup tinggi.

Perlakuan yang perlu diberikan pada ikan

Sebelum memijahkan kedua induk ikan, Anda harus mencari induk yang sehat dan bukan berasal dari keturunan yang sama. Perkawinan dari satu keturunan dapat membuat keturunan menjadi lemah dan kualitas benih rendah. Sebaiknya, siapkan induk jantan dan betina dengan rasio 2 jantan dan 1 betina.

Anda harus memisahkan induk jantan dan betina sebelum dilakukan pemijahan. Pemisahan ini terbukti dapat membuat proses pemijahan berjalan optimal. Berikan induk pakan pelet dengan kandungan protein sekitar 28–30 persen sebanyak 2–3 persen bobot ikan. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari.

Perawatan larva

Larva yang sudah menetas perlu diberikan pakan alami agar dapat tumbuh menjadi benih berkualitas. Benih yang sudah berumur 5–7 hari diberikan pakan berupa tepung pelet.