Pertanianku — Indonesia memiliki kekayaan dasar laut yang saat ini sudah menjadi perhatian nasional. Hal ini karena sebagian dari kekayaan dasar laut tersebut rusak dan dipenuhi oleh sampah plastik. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak anak muda untuk mengatasi persoalan sampah plastik di kawasan Segitiga Karang Indonesia.

Pada hari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Day/CT-Day), KKP bersama National Coordinating Committee The Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisher, and Food Security (NCC CTI-CFF) membuat gerakan bersama milenial untuk mengatasi beberapa persoalan yang muncul di wilayah Segitiga Karang, salah satunya sampah plastik.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL), Aryo Hanggono, mengatakan generasi milenial berpotensi memiliki pola pikir yang out of the box, penuh dengan kreativitas, inovatif, dan mudah beradaptasi dengan model teknologi baru.
“Dengan kelebihan karakteristik tersebut, saya sangat berharap banyak karya kreatif dan solusi inovatif bisa dihasilkan untuk melindungi laut kita, khususnya di Kawasan Segitiga Karang,” tutur Aryo seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Tahun ini Indonesia memperingati CT-Day ke-9 dengan tema “Love for Corals: Working Together Towards a Plastic Free Coral Triangle”. Tema ini bertujuan menekankan pentingnya untuk saling bekerja sama mengatasi permasalahan kelautan serta mengatasi dampak pada ekosistem terumbu karang serta ekosistem di pesisir lainnya.
CT-Day adalah kegiatan bersama yang selalu diperingati setiap 9 Juni oleh seluruh negara anggota CTI. Namun, peringatan tahun ini hanya dilakukan via daring karena kondisi yang belum memungkinkan untuk mengadakan acara pertemuan. Dalam acara ini, KKP bersama NCC CTI-CFF menggelar talkshow yang menghadirkan beberapa narasumber dari generasi milenial.
Salah satu narasumber acara tersebut adalah Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi sekaligus CEO Kitong Bisa, Billy Mambrasar, yang menceritakan pengalamannya mengajar di Fak-Fak Papua.
Billy menceritakan beberapa masyarakat Papua tak hanya menganggap laut sebagai sumber mata pencaharian untuk menghidupi seluruh kebutuhan mereka. Laut juga merupakan suatu kesatuan yang menyatukan beberapa perbedaan. Oleh karena itu, semua golongan masyarakat harus menjaganya bersama-sama.
Plastik sendiri merupakan media yang dapat membawa virus Corona. Virus tersebut dapat bertahan selama tiga hari di plastik.