Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan berbagai upaya untuk mengenjot perekonomian masyarakat yang berkecimpung di dunia budidaya perikanan selama masa pandemi Covid-19 masih berlangsung. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembagian 1,4 juta ekor benih udang windu kepada pembudidaya di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dan 1,5 juta ekor di Kabupaten Pinrang.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan udang windu merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangbiakkan di Sulawesi Selatan. Udang ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan prospek pasar yang baik. Sebagian besar perairan di Sulawesi dapat memberikan pakan alami untuk udang windu. Hal tersebut menjadi daya tarik untuk mengembangkan komoditas tersebut.
“Pengelolaan udang windu harus mempertimbangkan kesesuaian lokasi memenuhi prinsip cara budidaya yang baik agar usaha budidaya dapat berkelanjutan dan tidak mengulangi kegagalan usaha budidaya udang windu di masa lalu,” tutur Slamet Soebjakto seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Hingga pertengahan Mei 2020, BPBAP Takalar sudah menyalurkan bantuan benih seperti udang, bandeng, rajungan, nila salin, dan kakap putih sebanyak 25,5 juta ekor, 18 juta ekornya merupakan bantuan benih udang windu.
Slamet mengatakan pemerintah akan terus berupaya mengembangkan budidaya udang berbasis kawasan. Program tersebut menjadi salah satu prioritas KKP untuk meningkatkan nilai ekspor udang nasional hingga 250 persen hingga 2024.
Tak hanya itu, KKP juga melakukan beberapa strategi untuk menaikkan produksi udang windu, yaitu dengan meminimalisir kegagalan dalam usaha budidaya udang windu. Caranya adalah melarang penggunaan induk udang yang berasal dari tambak dan menyediakan induk yang berasal dari breeding program dari broodstock center. Saat ini KKP sudah memiliki broodstock center khusus udang windu untuk menghasilkan induk-induk unggul yang bisa digunakan untuk masyarakat.
Slamet mengatakan pihaknya juga akan memangkas birokrasi perizinan usaha dan regulasi investasi, membuat percontohan berbasis kawasan budidaya tambak udang, memfasilitasi akses permodalan kepada para pembudidaya, merehabilitasi infrastruktur tambak, serta meningkatkan kualitas SDM di lapangan.