Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara terus memberikan bantuan langsung berupa pakan ikan mandiri kepada Pokdakan skala kecil di Kabupaten Banyumas.

Saat ini, KKP sedang mengusahakan berbagai upaya untuk mendorong kondisi perekonomian para pengusaha di bidang kelautan dan perikanan yang terdampak Covid-19 yang belum usai.
Bantuan pakan mandiri yang diberikan sebanyak 3,5 ton dan diserahkan langsung oleh pihak BBPBAP Jepara kepada tujuh kelompok penerima yang berada di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Dalam penyerahan bantuan tersebut turut hadir Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono bersama jajarannya.
“Saya ucapkan terima kasih atas dukungan KKP dalam turut serta mendorong ekonomi masyarakat di masa pandemi ini. Saya berharap ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan tentunya bisa memberikan efek positif, sehingga proses produksi budidaya terus berjalan. Kalau produksi berjalan, berarti ada jaminan suplai pangan bagi masyarakat di Banyumas,” tutur Sadewo Tri Lastiono seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo, mengatakan bahwa pihaknya akan terus menggenjot produksi pakan ikan mandiri untuk membantu para pembudidaya kecil agar usahanya bisa berjalan lebih efisien di tengah pandemi seperti ini. Pasalnya, 70 persen dari komponen biaya produksi berasal dari pakan. Dengan begitu, pakan bisa menjadi bantuan yang sangat berguna untuk para pembudidaya ikan.
“Pakan dan benih, merupakan dua input produksi yang terus kami dorong untuk didistribusikan ke para pembudidaya ikan kecil. Tujuannya yakni mengantisipasi agar mereka tidak terlalu tertekan lebih dalam secara ekonomi. Kita berharap usahanya bisa lebih efisien, sehingga ada nilai tambah keuntungan yang cukup besar,” papar Sugeng.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dukungan berupa input produksi seperti pakan dan benih merupakan hal krusial yang bisa menstimulus agar nilai tukar pembudidaya ikan naik. Nilai tukar merupakan indikator kemampuan daya beli masyarakat. Dalam hal ini yang menjadi fokus KKP adalah daya nilai tukar para pembudidaya ikan.
“KKP akan terus dorong stimulus dalam bentuk dukungan langsung seperti ini. Kami berharap ini mampu mengungkit nilai tukar mereka, jika nulai tukar naik berarti daya beli mereka juga terkerek dan tentu secara langsung akan bisa menopang PDB Indonesia. Ekonomi Indonesai di kuartal II sedang tertekan atau terkontraksi sekitar 5 presen. Oleh karenanya, saya ingin memastikan bahwa KKP akan selalu hadir,” jelas Slamet.