Pertanianku — Udang merupakan salah satu komoditas sektor kelautan dan perikanan dengan jumlah ekspor yang terbilang besar. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga sedang meningkatkan produksi udang nasional melalui pemanfaatan teknologi seperti tambak milenial shrimp farming (MSF). Tambak MSF juga akan dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

KKP melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros telah melakukan serah terima bahan percontohan penyuluhan perikanan budidaya udang vaname tambak MSF di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lily Aprilia Pregiawati menjelaskan, budidaya udang dengan menggunakan tambak MSF di Kabupaten Kepulauan Selayar di Desa Maharaya sudah ditetapkan sebagai inovasi dan lokasi percontohan melalui Keputusan Kepala BSDM KP Nomor 103/KEP-BRSDM/2021 tentang Penetapan Jenis Inovasi dan Lokasi Percontohan Penyuluhan KP Tahun 2021.
“Era saat ini perlu adanya dorongan kepada masyarakat terutama generasi milenial untuk tidak hanya berpikir menjadi pegawai atau karyawan, melainkan menjadi entrepreneur yang menciptakan lapangan kerja di bidang perikanan. Tentunya dengan pendampingan dari penyuluh pperikanan, banyak sektor potensial untuk dikembangkan, seperti usaha budidaya, penangkapan, pengolahan hasil perikanan, pemasaran hasil perikanan, dan petambak garam,” papar Lily seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Budidaya udang vaname dengan tambak MSF merupakan penerapan teknologi tambak bioflok skala intensif. Tambak tersebut memiliki kapasitas 100—200 m3 atau 200 ton dan dilengkapi dengan suplai air serta oksigen. Tambak harus dirawat dengan peralatan modern seperti smart sensor dan pemberian pakan secara otomatis. Sesuai dengan namanya, tambak milenial akan menargetkan pelaku utamanya adalah kaum milenial yang siap mengadopsi ilmu di era milenial.
Teknologi tambak milenial dapat diaplikasikan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan mangrove atau di berbagai kondisi lahan. Selain itu, tambak MSF juga terbilang fleksibel untuk berpindah tempat.
Kepala BRPBAP3 Maros Asda Laining mengatakan bahwa kegiatan percontohan budidaya vaname dengan tambak MSF akan dilaksanakan penyuluh perikanan Selayar dan didukung dengan teknologi hasil riset BRPBAP3 Maros berupa teknik budidaya dan probiotik RICA (Research Institute for Coastal Aquaculture). Bakteri probiotik tersebut terbukti mampu menghambat pertumbuhan pathogen dan menetralisir kualitas air serta menjadi pakan di dalam perairan.