Pertanianku — Berkembangnya industri pengolahan perikanan membuat volume hasil sampingan atau limbah dari proses pengolahan ikan terus meningkat. Hasil sampingan tersebut biasanya berupa tulang, kulit, sirip, kepala, sisik, jeroan, dan cairan. Limbah perikanan tersebut sebenarnya memiliki nilai ekonomi sehingga masih sangat mungkin untuk diolah kembali menjadi produk bernilai jual.
Volume hasil sampingan yang bisa dihasilkan sebesar 30—40 persen dari total berat ikan, moluska, dan krustasea. Hasil sampingan ini terdiri atas bagian kepala 12 persen, tulang 11, 7 persen, sirip 3,4 persen, kulit 4 persen, duri 2 persen, dan isi perut 4,8 persen.
Dirjen Pengolahan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo, mengimbau masyarakat untuk melihat peluang dari produk yang terbuat dari limbah perikanan.
“Ekspor perikanan Provinsi Jawa Tengah 2019—2020, sisik ikan menempati porsi kelima terbesar dari jenis ikan yang diekspor. Ini luar biasa patut kita syukuri. Kami yakin peluang usaha kekerangan, kulit ikan dan lain-lain masih terbuka lebar dan ini peluang bisnis,” tutur Nilanto seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Nilanto menjelaskan bahwa produk yang terbuat dari limbah perikanan dan berbasis pada kreativitas dan lifestyle sebenarnya memiliki segmentasi pasar menengah ke atas yang sayang dilewatkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya daya imajinasi dan kejelian dalam menangkap peluang dalam mengolah produk berbahan baku limbah.
Melihat dari permasalahan tersebut, KKP melalui Ditjen PDSPKP mencoba untuk menjalin sinergitas untuk memperkenalkan, mempromosikan produk, sekaligus menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia.
Salah satu limbah yang sudah sering dijadikan produk bernilai jual tinggi adalah cangkang kerang. Nur Hamidah, pemilik Istana Kerang di Cirebon mulai menghasilkan produk seperti furnitur, lampu hias, hiasan dinding, pigura cermin, piranti saji, vas bunga, dan lain-lain dari cangkang kerang. Ide produk tersebut lahir dari banyaknya cangkang kerang yang tertimbun di tepi pantai dan berserakan di tepi-tepi rumah warga.
Usaha yang dikembangkan tersebut mulai disukai oleh konsumen, bahkan saat ini produk yang dihasilkan oleh Nur Hamidah sudah menembus pasar ekspor. Selain itu, produk cangkang kerang Nur Hamidah sudah sering dipamerkan di beberapa pameran, baik pameran lokal maupun pameran berskala internasional.
Selanjutnya, ada Soleh Yusup, pengrajin tas dan sepatu yang terbuat dari kulit ikan nila. Ia membuat tas dan sepatu dengan merek dagang Veergha Collection ini memanfaatkan kulit ikan nila setelah melihat potensi perikanan di Bandung Barat.