KKP Dorong Riset Limbah Pengolahan Rumput Laut

Pertanianku — Rumput laut menjadi salah satu komoditas yang diandalkan hingga saat ini, meski komoditas ini masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi untuk menambah nilai ekonominya. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) telah mengembangkan riset tentang pengolahan rumput laut tanpa limbah.

rumput laut
foto: Pixabay

Rumput laut yang dihasilkan dari Indonesia sering digunakan untuk membuat produk kosmetik, farmasi, bumbu, agar-agar, puding, jelly, dan pangan fuungsional lainnya.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan pengolahan rumput laut harus lebih dipikirkan lagi agar dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan manfaat tinggi dan tidak menghasilkan limbah yang akan menjadi masalah baru bagi industri dan lingkungan sekitar.

Pengolahan rumput laut Gracilaria dan Cottoni dalam negeri menghasilkan limbah cair sebanyak 8.174.150 m3 dan limbah padat 62.506 ton per tahun. Limbah-limbah tersebut harus dimanfaatkan agar sejalan dengan blue economy yang sedang dikembangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Limbah-limbah cair bisa didaur ulang menjadi pupuk cair. Sementara itu, limbah padat bisa digunakan menjadi bahan baku pembuatan keramik, particle board, pupuk, bata ringan, dan sebagainya.

Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) telah melakukan riset terkait pengolahan rumput laut tanpa limbah dan menjalin sejumlah kerja sama pada beberapa perusahaan. Salah satu kerja sama yang sudah dilakukan ialah dengan perusahaan di Pandaan, Jawa Timur. Kerja sama ini dilakukan untuk mengembangkan instalasi pengolahan limbah cair dan padat.

“Ini suatu terobosan yang baik, yang mana peluang ini harus terus dikembangkan sehingga pada akhirnya nanti kita akan mengatakan kepada Indonesia bahwa hasil-hasil riset inovasi dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan memberikan sumbangsih secara nyata bagi pembangunan Indonesia. Kita bisa mengurangi ekspor rumput laut bahan mentah, kita bisa langsung mendorong terjadinya proses pengolahan rumput laut ini di Indonesia, memberikan nilai tambah sekaligus bisa menghasilkan produk samping berupa pengolahan limbah padat dan cair dari industri tersebut yang masih bisa dimanfaatkan,” jelas Sjarief seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Kepala BBRP2BKP, Hedi Indra Januar mengatakan bahwa pemanfaatan rumput laut sudah sangat berkembang. Namun, tetap memerlukan sosialisasi lebih masif terkait pemanfaatanya  berdasarkan hasil riset yang sudah teruji secara laboratorium. Pasalnya, manfaat rumput laut sebetulnya sangat banyak. Tidak hanya dapat dijadikan bahan pangan, tetapi juga berfungsi sebagai biostimulan tanaman.