KKP Mendorong Pembangunan Coral Garden untuk Memulihkan Ekosistem

Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) mendorong pembangunan program coral garden untuk mengembalikan keindahan terumbu karang serta mengembangkan wisata bahari. Coral garden atau yang lebih dikenal dengan rehabilitasi terumbu karang merupakan program lama KKP yang kembali diangkat. Selain sebagai pelestarian, pengembangan program ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah pengunjung wisata bahari.

coral garden
foto: kemendagri.go.id

“Keelokan atraksi selam bukan saja terumbu karangnya, tetapi atraksi wisata seperti Wisata Kapal Tenggelam, Taman Kima, Coral Garden, dan Marine Scaping, sedang dikembangkan oleh KKP,” jelas Dirjen Jasa Kelautan Miftahul Huda seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Huda menjelaskan ekosistem terumbu karang sangat penting karena memiliki peranan sebagai tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan biota laut. Ekosistem terumbu karang yang baik akan menciptakan ekosistem bawah laut yang subur dan indah. Karang-karang tersebut bisa menjadi tempat wisata dan perlindungan pantai yang menarik.

Secara global, ekosistem terumbu karang mampu berkontribusi menambah nilai ekonomi sebesar US$ 120 miliar/tahun.

“Meskipun pertumbuhan coral tidak cepat, melalui pembangunan coral garden, kita ingin mengembalikan fungsi terumbu karang yang berdekatan dengan wisata,” ujar Huda.

Belakangan ini KKP sedang gencar melakukan pembangunan destinasi wisata bahari untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, seperti Program Pembangunan Desa Wisata (Dewi) Bahari yang berbasis desa. KKP akan melibatkan masyarakat setempat untuk ikut membangun program tersebut untuk membangun rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.

“KKP sedang menyusun daya tampung dan daya dukung wisata bahari. Ini penting karena selain untuk pelestarian terumbu karang, pengaturan jumlah wisatawan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung akan meningkatkan nilai jual wisata bahari. Kita berharap dengan sistem ini akan membenahi ekosistem wisata bahari kita,” jelas Huda.

Indonesia berada di Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang dunia yang memiliki keanekaragaman hayati. Hal tersebut merupakan daya tarik yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata bahari yang menarik. Ada 500 jenis terumbu karang yang bisa disaksikan oleh para wisatawan.

Namun, untuk menjaga keindahan wisata tersebut diperlukan adanya regulasi pemerintah yang ketat dan tegas. Jangan sampai, ketika dijadikan lokasi wisata, daerah tersebut menjadi kotor karena regulasi yang tidak tegas dan kurangnya kesadaran wisatawan serta warga lokal untuk menjaga lingkungan.