Pertanianku – Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang banyak dikembangkan di beberapa daerah seperti di Sulawesi. Rumput laut di Sulawesi dinamakan “lawi-lawi” ini didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk diekspor.
Upaya optimalisasi pemanfaatan berbagai varian runput laut ini akan terus diupayakan oleh Direktur Jendral Perikanan BUdidaya KKP, Slamet Soejakto, guna menumbuhkan ekonomi di masyarakat ataupun prekonomian nasional.
“Pengembangan lawi-lawi yang berhasil menembus pasar ekspor menjadi harapan baru Indonesia untuk terus mengeksplorasi sumber daya rumput laut nasional,” ungkapnya, sebagaimana melansir Okezone (2/5).
Slamet mengungkapkan bila pengembangan tersebut sukses untuk dilakukan, harapan Indonesia menjadi kiblat rumput laut dunia dapat terwujud.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya rumput laut yang melimpah, yaitu ada sebanyak 550 jenis rumput laut di Tanah Air.
Namun, dari ratusan jenis tersebut, hanya lima jenis yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi, yang masing-masing (dengan nama Latinnya) adalah Eucheuma cottoni, Gracilaria sp, Spinosum sp, Halymenia sp, dan Caulerpa sp.
Rumput laut lawi-lawi itu sendiri termasuk ke dalam jenis Caulerpa sp, yang juga kerap dijuluki sebagai “anggur laut”.
“Jika dibandingkan negara produsen rumput laut di dunia, justru Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tinggi, karena kita memiliki keragaman sumber daya rumput laut yang melimpah,” lanjut Slamet.
Pada awalnya, rumput laut yang masuk kelompok alga hijau ini pada awalnya masih dianggap sebagai gulma dan hanya menjadi panganan biasa masyarakat.
Namun, melalui program diversifikasi komoditas yang dikembangkan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, Sulsel, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perikanan Budidaya KKP, rumput laut jenis tersebut telah menjadi salah satu komoditas primadona yang dipilih oleh para penambak.
“Seiring dengan bertambahnya jumlah pembudidaya yang mengadopsi teknologi budidaya, maka secara simultan akan mendongkrak peningkatan nilai produksi lawi-lawi di tambak sehingga kebutuhan pasar baik lokal maupun ekspor dapat terpenuhi,” ucapnya.