KKP Salurkan Bantuan Benih Ikan Nila di Banda Aceh

Pertanianku — Kementerian Kelautan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee menyalurkan bantuan berupa benih ikan nila kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang berada di Desa Lempineung, Kecamatan Baitussalam, Banda Aceh.

benih ikan nila
foto: pertanianku

Penyaluran benih ikan berkualitas menjadi salah satu upaya yang terus dilakukan oleh KKP untuk mendorong budidaya ikan agar tetap tumbuh secara optimal. Hingga September 2020, BPBAP Ujung Batee sudah menyalurkan bantuan berupa benih ikan dan udang sebanyak 7,9 juta ekor benih, dengan 29.000 ekor di antaranya benih ikan nila.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menekankan betapa pentingnya ketersediaan benih berkualitas di masyarakat untuk meningkatkan keberhasilan proses budidaya.

“Penggunaan benih dengan kualitas yang kurang baik dapat berdampak negatif pada proses budidaya yang sedang dijalankan seperti pertumbuhan ikan yang lambat, mudah terserang penyakit, tidak tahan terhadap perubahan lingkungan, serta tingkat keseragaman yang rendah. Hal ini dapat pula berimbas pada membengkaknya biaya produksi sehingga merugikan pembudidaya itu sendiri,” papar Slamet seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Slamet juga memberi himbauan kepada Unit Pembenihan Ikan yang ada di seluruh daerah untuk menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) agar ketersediaan benih yang berkualitas bisa lebih merata di seluruh daerah. Pasalnya, jika distribusi benih berkualitas merata di seluruh daerah, harga benih berkualitas akan stabil dan pembudidaya ikan bisa lebih sejahtera.

“Dengan semakin banyak pembenih berkualitas, akan mengurangi biaya transportasi dan menurunkan harga benih sehingga pembudidaya dapat menjadi lebih sejahtera,” ujar Slamet.

Slamet juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam bidang pembenihan yang bisa membantu untuk mendongkrak produksi benih.

“Penggunaan teknologi seperti Recirculating Aquaculture System (RAS) dan teknologi Microbubble akan dimasyarakatkan agar produktivitas masyarakat dapat terus ditingkatkan,” tambah Slamet.

Kepala BPBAP Ujung Batee, M. Tahang juga mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi tersebut sangat berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas benih. Oleh karena itu, seharusnya teknologi tersebut bisa memberikan keuntungan secara sosial dan ekonomi serta menerapkan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Tahang menyampaikan bahwa penggunaan teknologi RAS bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang sering dihadapi dalam budidaya perikanan, seperti permasalahan perubahan iklim dan kualitas lingkungan.