Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan bantuan sebanyak 2, 76 ton ikan segar konsumsi untuk masyarakat di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penyerahan bantuan ikan tersebut dilakukan dalam rangkaian Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Ikan (Gemarikan).

Penyerahan bantuan tersebut dilakukan di Kecamatan Pondoksalam dan Kecamatan Cempaka, Kabupaten Purwakarta, pada Sabtu 4 Juli 2020. Bantuan yang diberikan berupa ikan gurami, patin, ikan mas, grass carp, dan ikan nila. Ikan bantuan tersebut dibeli dari usaha tambak masyarakat di Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Sadang dan sekitarnya.
Selain menyerahkan bantuan, KKP juga mengedukasi masyarakat mengenai ikan-ikan lokal di Indonesia tentang manfaat serta kandungan gizinya.
“Selain edukasi kita juga mengenalkan kepada masyarakat ikan-ikan lokal Indonesia. Untuk itu, setiap bantuan ikan yang kita berikan pasti berupa ikan-ikan lokal, baik berupa ikan segar maupun produk-produk olahannya yang diproduksi oleh UMKM setempat,” tutur Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Pada kegiatan Gemarikan kali ini, KKP memberikan edukasi tentang ikan dori. Selama ini nama dori merupakan merek dagang yang terkenal digunakan oleh Vietnam untuk memasarkan produk filet ikan patin, bukan ikan Jhon Dory yang hidup di laut.
“Ini merupakan salah satu praktek mislablellin atau pelabelan nama ikan yang salah. Hal ini bisa dimasukkan ke dalam kategori penipuan terhadap konsumen,” ujar Nilanto.
Nilanto mengajak masyarakat untuk membeli produk ikan patin dalam negeri yang sudah memiliki nama brand sendiri, yaitu Indonesia Pangasius-The Better Choice. Brand tersebut sudah ada sejak dua tahun lalu. Brand ikan ini merepresentasikan produk pangasius Indonesia yang lebih berkualitas dari pesaingnya.
“Pangasius Indonesia dikembangkan dengan probiotik, bukan dengan antibiotik sehingga menjadi pilihan yang sehat. Selain itu, pangasius Indonesia dibudidayakan di kolam dengan air tanah yang bersih dengan kepadatan yang lebih rendah,” jelas Nilanto.
Ada beberapa cara untuk membedakan filet patin lokal dengan impor, salah satunya dari warna. Daging filet lokal berwarna oranye, kekuningan, pink, krem, dan putih. Sementara itu, filet daging patin impor berwarna sangat putih karena menggunakan zat pemutih. Selain itu, daging filet lokal jika dicairkan berat dagingnya tidak akan berkurang jauh, sedangkan filet patin impor yang dicairkan akan kehilangan berat yang sangat signifikan.