KKP Tanam 82.500 Bibit Mangrove di Aceh Jaya untuk Rehabilitasi Pesisir

Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menanam bibit mangrove sebanyak 82.500 bibit guna mengembalikan ekosistem mangrove yang sempat hilang. Penanaman tersebut bisa mengembalikan luas ekosistem mangrove serta merehabilitasi pesisir yang sudah rusak. Gerakan tersebut dilaksanakan KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) di Desa Gemping Baru, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.

bibit mangrove
foto: pixabay

Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu, menjelaskan penanaman bibit mangrove dilakukan secara padat karya dan merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan, KKP diminta memberikan stimulus ekonomi untuk sektor kelautan dan perikanan yang terdampak pandemi melalui program PEN dalam bentuk padat karya,” tutur Tb. Haeru Rahayu seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Menurut Tb. Haeru Rahayu, ekosistem mangrove memiliki manfaat yang sangat besar untuk kehidupan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, keberlangsungan ekosistem mangrove harus dipertahankan dan dirawat agar terhindar dari kerusakan.

Luas mangrove nasional pada 2019 mencapai 3,311 juta hektare, faktanya Indonesia memiliki luas mangrove terluas di Indonesia. Namun, sayangnya jika dilihat data historis luasan mangrove dari 1980 hingga 2020, ekosistem mangrove di Indonesia mengalami penurunan mencapai 54 persen. Oleh karena itu, KKP akan melakukan rehabilitasi untuk mengembalikan luasan mangrove dengan penanaman bibit mangrove di beberapa lokasi.

“Pada tahun 2020, KKP memiliki target untuk melakukan perbaikan kondisi ekosistem mangrove dengan penanaman mangrove seluas 200 hektare di 12 lokasi, salah satunya di Kabupaten Aceh Jaya,” jelas Tb. Haeru Rahayu.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K), Muhammad Yusuf, menjelaskan bahwa penanaman mangrove akan dilaksanakan pada 1—7 Oktober 2020 di lahan seluas 25 hektare. Bibit mangrove yang digunakan adalah batang bibit jenis Rhizopora sp. Bibit tersebut dihasilkan dari penyemaian yang dilakukan oleh penggiat konservasi mangrove.

Dengan adanya gerakan penanaman bibit mangrove, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masyarakat betapa pentingnya keberadaan mangrove demi ekosistem pesisir yang seimbang. Dengan begitu, pendapatan ekonomi masyarakat pesisir, khususnya di Aceh, bisa meningkat.