Pertanianku – Kakao merupakan salah satu tanaman buah yang dapat diolah menjadi bahan baku utama pembuatan cokelat. Di Indonesia, perkebunan kakao terbanyak ada di Sumatera yang memang terkenal sebagai daerah penghasil kakao.

Baru-baru ini klon baru kakao super dikembangkan oleh peneliti. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember telah menghasilkan klon baru tanaman kakao alias Theobroma Cacao L. yang disebut Monasa dan Hanasa.
Klon ini diklaim memiliki produktivitas dua kali lipat dibanding tanaman induknya, berkadar lemak tinggi, dan tahan penyakit.
Menurut Sudarsianto, pemulia kopi dan kakao dari Puslit Koka Jember, klon baru tersebut merupakan hasil kultur jaringan dan pemuliaan kakao Sulawesi 1. Kakao super ini hasil persilangan klon KEE-2 dan NTSH 858 yang berasal dari kakao Sulawesi 1 dan kakao lokal Jember yang banyak prakarannya.
“Peluncuran kakao unggulan ini dilakukan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Natsir di Pusli Koka minggu lalu,” kata Sudarsianto.
Sudarsianto pu berharap, pengembangan kopi dan kakao super dilakukan untuk mencapai pertumbuhan dan masa berbuah yang lebih cepat dalam jumlah banyak.
Selain itu, hadirnya klon baru kakau unggul ini dapat memangkas biaya pupuk pekebun karena sifatnya yang kuat, tahan kering, dan anti hama.
“Selain itu, buah dan bijinya juga memiliki kandungan lemak dan bercitarasa enak,” tambahnya.
Sebagai perbandingan, kadar lemak klon Monasa mencapai 57 persen. Monasa juga dapat menghasilkan buah hingga 4,8 ton per hectare, sedangkan Hanasa 3,2 ton per hektare. Hasil ini melebihi kakao Sulawesi 1 yang hanya dapat menghasilkan 2,2 ton per hektare.