Pertanianku — Pohon aren memang dikenal punya banyak kegunaan. Mulai dari seratnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tali, air nira bisa diolah jadi gula, sampai nipah atau rumbia dapat digunakan sebagai atap. Begitu pula dengan biji pohon aren atau yang biasa kita kenal dengan sebutan kolang-kaling.
Buah aren sering dijuluki beluluk, carulik, atau nama lainnya. Buah ini memiliki dua atau tiga butir biji yang terdapat di dalamnya. Biji ini disebut juga bagian endosperma atau hasil pembuahan berganda pada bunga aren.
Biji aren tersebut memiliki inti yang berwarna putih. Inti biji tersebut terselubung dalam batok tipis yang cukup keras. Buah yang muda masih memiliki inti biji yang lunak dan berwarna agak bening.
Cara mengeluarkan inti ini adalah dengan membakar buah aren sampai hangus. Setelah hangus akan dilakukan perebusan buah aren. Jika sudah terbuka, inti biji harus direndam dalam air kapur selama beberapa hari. Fungsi perendaman ini adalah untuk menghilangkan getah biji aren.
Getah pada biji aren sudah banyak dikenal dapat berbahaya bagi kesehatan, mulai dari menyebabkan gatal sampai gejala keracunan lainnya.
Pengolahan buah aren untuk mendapatkan inti bijinya juga dapat dilakukan dengan cara lain. Caranya adalah dengan mengukus buah aren selama tiga jam. Setelah pengukusan, inti biji aren dipukul gepeng dan direndam dalam air selama sepuluh hingga dua puluh hari.
Setelah perendaman, akan terlihat inti biji buah aren yang sudah terapung. Inti biji yang dihasilkan dari buah aren tersebutlah yang biasa kita kenal sebagai kolang-kaling. Di pasaran, kolang-kaling juga sering dikenal sebagai buah atep atau buah atap.
Kolang-kaling dikenal sebagai camilan kenyal yang memiliki bentuk agak lonjong. Warna putih dan transparan menjadi ciri khas utamanya. Bahasa Belanda mengenal kolang-kaling sebagai glibbertjes atau secara harfiah dapat diartikan ‘benda-benda kecil yang licin’.
Kolang-kaling sering dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman es. Kolang-kaling diolah dengan cara direbus, bisa ditambahkan pewarna dan pemanis bila menginginkan rasa dan warna yang lebih menarik.
Kolang-kaling yang sudah diolah sering dijadikan sebagai isian es campur, kolak, manisan, dan berbagai olahan lain. Olahan-olahan tersebut sering dijumpai pada Ramadhan sebagai santapan berbuka puasa.