Konsumsi Buah Belimbing Berbahaya, Mitos atau Fakta?

Pertanianku – Belimbing adalah buah yang banyak tumbuh di daerah tropis. Buah belimbing disukai karena rasa asam manis yang menyegarkan. Belimbing atau dikenal juga dengan nama star fruit, memiliki bentuk yang khas. Bila dipotong melintang, penampakannya seperti bintang.

konsumsi-buah-belimbing-berbahaya-mitos-atau-fakta

Namun, tahukah Anda mengonsumsi belimbing mendatangkan bahaya? Hal ini karena belimbing banyak mengandung asam oxalat. Zat ini menjadi racun mematikan bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi.

Rasa buah belimbing asam manis, cocok untuk pelepas dahaga di musim panas. Pada buah yang matang sempurna, kandungan gulanya cukup tinggi. Ini terlihat dari rasanya yang sangat manis. Belimbing biasanya banyak dinikmati dalam bentuk segar, jus, manisan, atau asinan.

Buah belimbing mengandung vitamin C yang cukup baik. Seperti telah diketahui umum, vitamin C sangat berguna memelihara daya tahan tubuh, kesehatan kulit dan kecantikan. Kesitimewaan lain buah belimbing adalah penuh dengan kandungan anti-oksidan dan flavonoid. Zat yang berperan dalam memerangi penuaan dini, perbaikan sel-sel rusak, dan mencegah kanker.

Rata-rata dalam satu buah belimbing hanya mengandung 30 kalori. Kandungan seratnya sangat tinggi, baik untuk melancarkan gangguan buang air besar. Buah belimbing bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau olahan tanpa banyak mengalami penurunan kandungan nutrisi.

Bagi Anda yang memiliki ginjal sehat, boleh mengonsumsi buah ini sebanyak yang Anda suka. Tapi, jangan coba-coba bagi yang memiliki gangguan fungsi ginjal.

Bagi penderita penyakit ginjal mengonsumsi buah belimbing secara berlebih bisa mengakibatkan keracunan. Gejalanya mulai dari cegukan, muntah, gangguan kesadaran, penurunan kekuatan otot, mati rasa anggota badan, insomnia, kejang hingga menyebabkan kematian walau jarang terjadi.

Keracunan buah belimbing ditengarai karena kandungan asam oxalat yang tinggi. Pada orang sakit ginjal, asam oksalat akan terakumulasi alias tidak terbuang bersama air kencing. Dengan begitu, konsentrasinya makin tinggi hingga menyebabkan keracunan.

Namun penelitian lain membantahnya karena mengonsumsi pangan kaya asam oxalat seperti bayam, tidak menunjukkan gejala yang sama. Jadi, disimpulkan keracunan tersebut disebabkan oleh zat yang belum diketahui.

Pengobatan akibat keracunan buah belimbing bisa disembuhkan dengan metode dialisis dan hemodialisis atau cuci darah. Pada gejala berat seperti kehilangan kesadaran, metode dialisis tidak menunjukkan efek berarti. Penyembuhan harus dilakukan dengan cara hemodialisis.

Pasien yang menderita keracunan berat dan melakukan hemodialisis bisa disembuhkan total sehingga tidak lagi menunjukkan gejala keracunan. Namun, pada pasien yang tidak diobati bisa menyebabkan kematian.