Pertanianku – Kumis kucing adalah tanaman hias yang memiliki batang lunak. Tanaman ini bernama kumis kucing karena jika kita lihat sekilas sangat menyerupai kumis pada kucing. Tanaman kumis kucing tersebar di wilayah Asia Tenggara dan bagian utara Benua Australia. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama misai kucing, cat’s whiskers, atau java tea. Kumis kucing bukan sembarang tanaman hias pada umumnya. Ini karena tanaman tersebut memiliki sejuta manfaat bagi tubuh kita.
Di Indonesia, daun kumis kucing kering (simplisia) dipakai sebagai obat bisa memperlancar pengeluaran air kemih (deuretik). Di India, tumbuhan ini dipakai sebagai obat penyakit rematik.
Selain itu, masyarakat Indonesia menggunakan tumbuhan ini sebagai obat tradisional buat mengobati encok, masuk angin, dan sembelit (susah buang air besar). Tumbuhan ini juga dipercaya bisa mengobati penyakit batu ginjal, radang ginjal, kencing manis, albuninuria, dan penyakit sifilis.
Tanaman obat ini memiliki karakteristik khas membedakannya dari tumbuhan lain. Karakteristik tersebut tampak jelas terlihat pada bunganya memiliki kelenjar, serta urat dan batang kembang berbulu halus dan tipis. Bunga tanaman ini memiliki mahkota terminal berbentuk tandan. Mahkota ini muncul dari ujung cabang. Panjang mahkota berkisar antara 13—27 mm.
Cara mengolah kumis kucing menjadi obat herbal tradisional
Tumbuhan herbal ini memiliki kandungan-kandungan yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Di antara kandungan-kandungan tersebut, garam kalium dan ortosifonin banyak ditemukan pada bagian daun tanaman ini. Kedua kandungan tersebut bermanfaat dalam membantu melarutkan fosfat, oksalat, dan asam urat di dalam tubuh, terutama pada organ ginjal, empedu, dan kandung kemih.
Dengan kemampuannya tersebut, garam kalium dan ortosifonin dalam kumis kucing bisa mengantisipasi penyakit batu ginjal jika dikonsumsi secara teratur. Tumbuhan ini juga mengandung tannin dan saponin yang diyakini bisa mengurangi dan mengobati gejala keputihan pada wanita.
Dari seluruh bagian tumbuhan ini, daun dan tangkainya ialah bagian paling generik dijadikan obat herbal. Untuk lebih jelasnya, berikut cara pengolahan tumbuhan ini sebagai bahan obat.
- Penyakit pada saluran air kencing dan batu ginjal:
Petik tangkai dan daun kumis kucing sebanyak 30 gram, kemudian tambahkan daun meniran dan commelia communis masing-masing sebanyak 30 gram. Ketiga daun tersebut direbus sampai mendidih. Sesudah matang diamkan sampai dingin, lalu minum.
- Masalah pengeluaran air kemih (deuretik) serta kencing tersendat disertai dengan rasa sakit:
Daun kumis kucing kering diseduh seperti membuat teh dan tambahkan gula aren.
- Darah tinggi:
Siapkan daun kumis kucing basah dan kering sebanyak 50 gram. Bersihkan, kemudian rebus dengan air. Sesudah mendidih, saring hingga satu gelas. Minum satu gelas sehari.
- Demam:
Siapkan akar kumis kucing sebanyak 100 gram, kemudian rebus dalam air dan diamkan sampai mendidih. Sesudah mendidih, diamkan sejenak sampai terasa hangat, saring hingga satu gelas. Cukup minum ramuan ini satu gelas sehari.
- Gejala rematik:
Lumatkan 1 sendok kecil daun kumis kucing. Campurkan dengan daun meniran sebanyak 1 sendok makan, lalu rebus. Minum secara berkala.
- Sakit pinggang:
Ambil 2 pangkas akar dan 7 lembar daun kumis kucing, cuci hingga bersih. Rebuslah dalam air sebanyak 1 gelas, lalu biarkan semalaman. Minum di pagi hari.
Selain mengobati penyakit-penyakit di atas, tanaman herbal ini juga ampuh mengobati infeksi batu ginjal, radang batu ginjal, sifilis, dan menambah nafsu makan. Inti mengolah tanaman kumis kucing menjadi obat ialah dengan mengolahnya menjadi teh, yakni dengan merebus daunnya atau dikeringkan daunnya kemudian didiamkan atau diperas terlebih dahulu, lalu diminum.
Jika merasa pengolahan ini terlalu merepotkan, Anda dapat memilih cara yang lebih modern dengan membeli olahan tanaman herbal ini di pasaran. Olahan ini biasanya terdapat di toko obat. Di masa kini, kumis kucing banyak diolah dalam bentuk teh, kapsul siap minum, dan sebagainya.