Kontrol Kualitas Air Belut

Pertanianku – Seperti umumnya permasalahan pada pemeliharaan ikan konsumsi, pemberian pakan berupa pelet bisa menurunkan kualitas air pemeliharaan atau bahkan bisa menyebabkan kematian pada belut. Hal ini utamanya terjadi bila pelet yang diberikan tidak habis termakan sehingga mengotori air. Sisa-sisa pelet tersebut dapat berubah menjadi gas amonia yang meracuni air dan berbahaya bagi belut.

Kontrol Kualitas Air Belut

Untuk mencegahnya, sebaiknya air pemeliharaan harus diganti dengan frekuensi dua kali seminggu, yakni dengan cara membuang seluruh air dalam bak pemeliharaan hingga habis dan menggantinya dengan air bersih. Akan lebih baik jika pada wadah pemeliharaan terdapat saluran pengeluaran air sehingga proses pergantian akan lebih mudah.

Untuk menghindari terjadi stres yang berlebihan pada belut yang dipelihara, sebaiknya pergantian air dilakukan pada pagi hari. Prosesnya pun harus dilakukan secara hati-hati. Hal itu disebabkan oleh beberapa alasan berikut.

  • Belut yang merupakan hewan nokturnal yang gemar makan pada malam hari sehingga harus rajin mengecek kondisi air karena akan ada sisa pakan yang tidak termakan. Ha tersebut membuat air menjadi kotor. Oleh karena itu, penggantian air perlu dilakukan sekaligus membersihkan sisa-sisa pakan agar tidak menjadi racun.
  • Belut belum sepenuhnya beristirahat pada pagi hari. Jadi, jika dilakukan penggantian air tidak terlalu mengusik istirahat belut.
  • Penggantian air pada pagi hari juga bertujuan untuk menyediakan media yang segar dan mengandung banyak oksigen sehingga usai penggantian air, belut dapat beristirahat dengan tenang dengan pasokan oksigen yang optimal. Dengan demikian, metabolisme tubuh belut menjadi lebih baik dan belut menjadi segar serta tidak mudah terserang penyakit.

Tinggi permukaan air pada wadah juga harus dikontrol karena mempengaruhi kandungan oksigen dalam media. Jika terlalu tinggi, pertukaran udara dengan air menjadi terhambat sehingga belut yang ada di bagian bawah akan lebih cepat merasa letih. Kondisi tersebut membuat belut lebih sering bergerak menuju permukaan air sehingga belut merasa tidak nyaman dan mengalami stres.

Pergerakan belut  yang berlebihan juga mengakibatkan energinya banyak terbuang sehingga pertumbuhannya terhambat. Cara termudah dan paling baik untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan membuat lubang kontrol air sesuai batas tinggi air yang dikehendaki. Akan tetapi, ukurannya harus lebih kecil dari ukuran belut agar belut tidak keluar.

 

Sumber: Buku Budidaya belut dan Sidat