Pertanianku — Selama ini, yang kita tahu jika biji kopi matang akan berwarna merah seperti buah ceri. Namun, tidak demikian di Garut. Petani setempat mengembangkan kopi biji kuning yang dinilai sebagai salah satu unggulan di wilayah tersebut.
“Kopi kuning ini keunggulannya lebih tinggi dari arabika. Keduanya tahan penyakit dan harum kopinya lebih tajam,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga, di Garut, seperti dilansir Antara, Senin (28/1).
Ia menceritakan, selama ini kopi biji kuning baru ditanam di kawasan Hutan Cisurupan, Cikajang, dan Cikandang dengan luas lahan sampai 100 hektare. Harga jual kopi tersebut, sambung dia, lebih tinggi dibandingkan jenis kopi lainnya yang siap seduh. “Harganya yang siap seduh Rp85 ribu sampai Rp100 ribu per kilo,” katanya.
Beni menyatakan, pemerintah daerah akan berupaya mengembangkan potensi unggulan kopi khas Garut yang saat ini permintaannya di pasaran cukup tinggi. Salah satunya, yaitu dengan menambah luas lahan kopi biji kuning di Garut. Langkah lainnya adalah akan segera mensertifikasi kopi hasil produksi petani dari Kementerian Pertanian agar penjualannya bisa meluas untuk diekspor ke berbagai negara.
“Nanti Kementerian Pertanian akan mengeluarkan sertifikat sebagai kopi ciri khas Garut yang siap dijual ke pasaran,” ujarnya.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki banyak jenis hasil perkebunan, termasuk kopi, salah satunya kopi biji kuning yang baru dibudidayakan oleh sebagian petani di beberapa kecamatan. Kopi biji kuning itu, ujar dia, merupakan varietas unggulan di Garut yang saat ini penjualannya akan diperluas ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan ke luar negeri.
“Kopi kuning ini kalau sudah dapat sertifikat boleh keluar (dijual), ke luar negeri,” ujarnya.
Ia menyampaikan, sertifikat tersebut untuk menjaga keaslian induk tanaman kopi biji kuning yang selama ini banyak tumbuh dengan hasil bagus di Kabupaten Garut, yang dinilai bahkan lebih bagus daripada jenis kopi arabika.