Kriteria Bibit Pohon Jabon yang Bagus

Pertanianku — Penggunaan bibit pohon jabon yang bagus bisa menjadi salah satu jaminan keberhasilan untuk mendapatkan hasil panen yang diinginkan. Idealnya, bibit pohon jabon yang bagus memiliki mutu genetik dan penampilan fisik yang baik.

bibit pohon jabon
foto: pertanianku

Bibit yang memiliki mutu genetik bagus biasanya berasal dari benih yang digunakan untuk memproduksi bibit jabon berasal dari kebun benih jabon. Bibit tersebut berasal dari hasil perkawinan pohon-pohon jabon yang berpenampilan baik dan ditanam pada suatu lokasi yang sama.

Kebun pembenihan harus mendapatkan sertifikat atau pengesahan dari pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Kehutanan untuk menjamin kualitas bibit yang akan dijual. Namun, hingga saat ini di Indonesia masih jarang kebun benih pohon jabon. Lagi pula, untuk membangun kebun benih memerlukan waktu yang cukup lama karena harus menunggu pohon sampai berbunga dan berbuah.

Oleh karena itu, cara alternatif untuk mendapatkan bbibit yang berkualitas dengan mutu genetik yang tinggi adalah dengan perbanyakan bibit secara vegetatif. Pebanyakan pohon jabon secara vegetatif biasanya dilakukan pada tunas atau pucuk tanaman yang memang sudah diketahui memiliki morfologi yang baik, mulai dari batang lurus, silindris, sehat, dan memiliki bebas cabang yang tinggi.

Agak sulit untuk mengidentifikasi apakah benih tersebut memiliki mutu genetik yang baik secara langsung melalui penampilan fisik. Mutu genetik bibit baru bisa dilihat setelah beberapa tahun bibit ditanam di lahan. Kecepatan tumbuh yang melambat, batang tidak silindris, atau terdapat batang yang bengkok baru bisa dilihat setelah tanaman berumur 2—3 tahun setelah ditanam di lahan. Namun, jangan khawatir, Anda masih tetap bisa mengetahui mutu genetik bibit saat memilih bibit jabon melalui beberapa cara di bawah ini.

  • Pilih bibit yang berumur 3—5 bulan
  • Berbatang lurus
  • Batang sudah berkayu
  • Tinggi bibit kira-kira berkisar 25—35 cm, tidak terlalu kecil atau terlalu tinggi. Bibit yang terlalu kecil akan mudah ditutupi oleh tanaman pengganggu. Sementara itu, bibit yang terlalu tinggi akan lebih mudah rusak atau patah saat pengangkutan. Selain itu, bibit yang terlalu tinggi membutuhan biaya ekstra saat penanaman, Anda perlu menambahkan penyangga untuk menopang bibit yang baru ditanam di lahan.
  • Perbandingan antara tinggi dan diameter seimbang sehingga bibit terlihat kokoh.
  • Bibit sehat dan terbebas dari hama serta penyakit.