Kriteria mesin tetas yang baik

Pertanianku – Proses yang mempengaruhi keberhasilan penetasan melalui mesin tetas adalah suhu, kelembapan, sirkulasi udara, dan pemutaran telur. Bila salah satunya tidak berfungsi dengan baik, akan terjadi kegagalan dalam penetasan.

Kriteria mesin tetas yang baik

a. Suhu penetasan

Suhu di dalam mesin tetas sangat menentukan keberhasilan penetasan telur. Suhu ideal di dalam mesin tetas pada hari ke-1—18 adalah 39o C, hari ke-19 adalah 39,7o C, dan hari ke-20—21 adalah 40o C. Bila suhu terlalu tinggi atau rendah, dikhawatirkan akan terjadi kematian embrio. Untuk itu, suhu mesin tetas harus mencapai ideal.

Dalam pengoperasian mesin tetas, suhu harus stabil dan perlu dikontrol secara teratur. Pengontrolan dapat dilakukan dengan meletakkan termometer di dalam mesin tetas.

b. Kelembapan udara

Supaya embrio bisa berkembang dengan baik dan dapat menetas hingga menghasilkan anak ayam normal, air di dalam telur harus bisa menguap dengan penguapan yang tetap. Dengan demikian, kantong udara di dalam telur akan membesar. Untuk mencapai penguapan yang tetap, mesin harus dilengkapi dengan bak air yang berfungsi untuk menampung air sebagai sumber kelembapan dalam mesin tetas.

Kelembapan ideal adalah kelembapan yang sangat diperlukan dalam penetasan telur. Pada hari ke-1—18, kelembapan udara ideal adalah 55—60%, sedangkan pada hari ke-19—21, kelembapan udara ideal adalah 70%. Cara mengukur kelembapan di dalam ruang penetasan dapat menggunakan higrometer.

c. Sirkulasi udara

Dalam mesin tetas, dibutuhkan sekitar 21% oksigen. Menurut hasil penelitian, setiap penurunan 1% oksigen dapat menurunkan daya tetas hingga 5%. Sirkulasi udara di dalam mesin tetas dapat diatur dengan adanya ventilasi. Ventilasi ini berfingsi mempermudah aliran udara atau oksigen di dalam ruang mesin tetas. Ventilasi yang kurang baik akan mengakibatkan tingkat kematian embrio menjadi tinggi pada minggu kedua.

d. Penanganan mesin tetas

Sebelum digunakan, mesin tetas harus dibersihkan dengan menggunakan desinfektan. Mesin tetas tidak boleh kotor, sanitasinya pun harus rata. Jika mesin tetas kotor dan sanitasinya kurang baik, telur yang menetas menjadi anak ayam nantinya akan memiliki pusar yang basah dan tidak bisa menutup dengan baik.

Pengontrolan suhu dan kelembapan harus dilakukan secara teratur. Desinfektan yang biasa digunakan adalah Primadine dengan dosis 1 ml untuk 4 l air, atau Pristam dengan dosis 1 l untuk 200 l air (5 ml/l air).

Sumber: Buku Ayam Elba Kampung Petelur