Kuda Pacu Asal Jatim Makin Digemari Masyarakat

Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya mencatat adanya kenaikan tren lalu lintas kuda pacu asal Provinsi Jawa Timur ke berbagai pulau di Indonesia, di antaranya Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera.

kuda pacu
foto: pixabay

Peningkatan tren lalu lintas kuda pacu disebabkan oleh semakin populernya cabang olahraga berkuda yang sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Kuda yang digunakan dalam perlombaan tersebut biasanya adalah jenis kuda pacu lokal yang sudah memiliki kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang sangat baik.

“Hari ini, 11 ekor kuda pacu Jatim telah kami nyatakan sehat, aman, dan siap diberangkatkan ke Balikpapan” ujar Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Mussyafak Fauzi, seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Pengiriman yang baru saja dilakukan membuat jumlah kuda pacu yang sudah dikirimkan selama Januari hingga Juni 2020 mencapai 19 ekor. Jumlah ini lebih banyak dari periode yang sama pada tahun lalu, yaitu 10 ekor.

Selain kuda pacu, kuda poni asal Jatim juga mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun lalu, di perode Januari hingga Juni, pengiriman kuda poni hanya mencapai 23 ekor. Sementara itu, pada tahun ini di periode yang sama, kuda poni yang dikirimkan sebanyak 68 ekor. Seluruh kuda poni tersebut sudah difasilitasi jaminan kesehatan dan keamanan oleh pejabat karantina pertanian di wilayah kerja Pelabuhan Tanjung perak, Surabaya.

Kuda-kuda tersebut dikarantina terlebih dahulu sebelum dikirim ke daerah tujuan. Selama masa karantina, kuda akan diperiksa dokumen dan fisiknya, serta dilakukan uji laboratorium dengan mengambil sampel ulas darah tepi pada kuda. Yang bertugas untuk menguji adalah dokter hewan karantina.

Pengujian dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan tyrpanosoma spp, parasit protozoa yang menyebabkan trypanosomiasis yang merupakan penyakit hewan golongan II yang sudah masuk di Indonesia. Setelah dilakukan pemeriksaan, kuda pacu yang harganya mencapai ratusan juta tersebut masih akan dipelihara dan dilatih terlebih dahulu sebelum digunakan untuk bertanding.

“Setelah dinyatakan sehat dan bebas dari trypanosomiasis, sertifikat kesehatan hewan (KH11) sebagai persyaratan lalu lintas hewan antar-area dapat diterbitkan,” jelas Mussyafak.