Pertanianku – Apel asli Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, ternyata tidak pernah muncul di pasaran meski perkebunan di sana mampu menghasilkan 150.059 ton apel per tahun. Masalah promosi dan pemasaranlah yang menjadi penyebab utama apel pasuruan tidak banyak kita jumpat di pasaran.
Data di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan menyebutkan jumlah pohon apel mencapai 2.891.640 pohon. Mayoritas pohon apel itu berada di Kecamatan Tutur. Dengan pohon sebanyak itu, seharusnya Kabupaten Pasuruan bisa menghasilkan 150.059 ton apel per tahun dengan produktivitas 51,89 kg per pohon. Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Doddy Setiawan, mengungkapkan, apel hasil panen Kabupaten Pasuruan selama ini banyak dicaplok oleh pedagang apel malang.
Apel Kabupaten Pasuruan sering diambil oleh pedagang apel di Malang dan Batu. Padahal, apel asli Kabupaten Pasuruan kualitasnya lebih bagus dibanding dengan apel asli Malang dan Batu. Apel yang tumbuh di Kabupaten Pasuruan lebih tahan lama serta memiliki kulit buah yang lebih tebal.
“Padahal, kualitas apel kita paling bagus se-Indonesia. Ketahanan buah lebih lama. Kulit lebih tebal. Apel batu kalau kegencet dikit sudah ada kuningnya. Tapi kalau apel kita tidak,” jelas Doddy. Tidak hanya itu, apel yang tumbuh di Kabupaten Pasuruan juga lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali.
“Kita menggunakan pestisida nabati. Sekarang kita mulai mengarah ke pertanian organik. Kita upayakan tidak menggunakan pestisida kimia,” ujar Doddy. Doddy menambahkan, pihaknya akan terus berupaya untuk membuat brand apel sendiri untuk Kabupaten Pasuruan. Bahkan, pihaknya bersama SKPD, sudah sempat meluncurkan apel manalagi yang disingkat dengan apel pagi.