Pertanianku — Edamame merupakan kedelai yang memiliki biji besar. Kacang ini sering dikonsumsi dalam bentuk biji yang masih segar. Tanaman ini diduga berasal dari Jepang dan berkembang di Cina. Saat ini, di Indonesia perkembangan komoditas edamame sudah mulai pesat. Selain itu, budidaya edamame juga sudah dilakukan di beberapa daerah.
Selain diolah menjadi sayuran, edamame juga enak dijadikan camilan yang gurih, enak, dan bergizi tinggi. Dalam setiap 100 gram kedelai edamame terkandung 11,40 gram protein, kalori 582 kcal, lemak 6,6 gram, serat 15,6 gram, kalsium 140 gram, fosfor 1,7 gram, besi 1 gram, vitamin B2 0,14 gram, vitamin B1 10,27 gram, dan air 71,1 gram.
Berikut ini langkah-langkah budidaya edamame yang benar.
Pengolahan tanah
Tanah yang dipilih untuk budidaya edamame perlu dibersihkan terlebih dahulu dari gulma yang ada. Setelah itu, tanah dicangkul hingga gembur. Tanah yang masam perlu diberikan kapur dengan dosis 1 ton per hektare.
Sebetulnya, dosis yang diberikan bergantung pada tingkat kemasaman tanah. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan tes untuk mengetahui kadar pH tanah. Kapur sebaiknya diberikan 15 hari sebelum tanam dengan cara ditabur secara merata di atas lahan. Selanjutnya, kapur diaduk secara merata dengan tanah yang sudah diolah.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 1—2 ton per hektare. Pupuk dapat diberikan saat tanam.
Penanaman
Jarak tanam yang dibutuhkan oleh tanaman edamame sebesar 20—40 cm atau 30 cm × 20 cm. Tanaman edamame dapat ditanam dengan cara ditugal, satu lubang dapat diisi 2 biji edamame. Berikan insektisida berbahan carboforan untuk mencegah serangan hama. Setelah itu, tutup dengan tanah.
Berikan pupuk campuran yang terdiri atas 50 kg urea, 75 kg SP36, dan 60 kg KCL per hektare saat penanaman. Pupuk diberikan dengan cara dilarik di sepanjang barisan tanaman.
Perawatan
Tanaman perlu disiram seminggu sekali dengan memerhatikan kondisi media tanam. Lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
Panen
Tanaman sudah bisa dipanen setelah berumur dua bulan, yakni saat biji masih segar dan polong terisi penuh dengan warna polong yang masih hijau. Panen perlu dilakukan secara langsung dengan cara memanen polong yang besar dan berisi.